News  

Skenario Ganjar Pranowo Nyapres

Modal elektabilitas dan didukung Jokowi sekalipun bukan jaminan Ganjar Pranowo akan melenggang dengan mudah mendapatkan tiket partai politik untuk Pencapresan 2024.

Apalagi elektabilitas awang-awang hasil utak-atik lembaga survei pesanan. Lain halnya bila hasil survei tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan etik.

Persoalan utama Pencapresan Ganjar Pranowo adalah partai apa yang bakal mengusungnya. PDIP? Belum tentu.

Internal PDIP kabarnya terbelah. Megawati Soekarnoputri ingin putrinya, Puan Maharani maju. Banyak juga internal PDIP diam-diam mendukung Ganjar Pranowo.

Benarkah PDIP diprediksi bakal mengikuti fenomena politik tahun 2014? Jokowi yang tidak dikehendaki dengan bermodalkan elektabilitas dan finansial dari para cukong berhasil mendapat tiket dari PDIP. MSP takluk.

Hal serupa kemungkinan akan terjadi pula dengan Ganjar Pranowo. Hasil survei pesanan dan media yang kebanyakan dimiliki para cukong berhasil melambungkan nama Ganjar Pranowo. Hasil beberapa lembaga survei menempatkan Ganjar peringkat satu atau dua.

Akankah MSP dan PDIP kembali takluk di Pilpres 2024 dengan mengusung Ganjar Pranowo? Sementara, Puan Maharani harus gigit jari dari bursa pencapresan karena elektabilitas satu koma versi survei pesanan.

Sampai kapanpun elektabilitas Puan Maharani tidak akan beranjak dari satu koma. MSP tentu saja bisa membaca gelagat ini. Yang kita tunggu adalah apakah MSP bakal takluk seperti tahun 2014 atau MSP kukuh pendiriannya di 2024 mencapreskan Puan Maharani dengan mengesampingkan hasil survei akal-akalan.

Bila Ganjar gagal mendapatkan tiket pencapresan dari PDIP,
adakah partai lain yang akan mengusung Ganjar Pranowo?

Ada dua partai yang berpotensi besar mengusung Ganjar Pranowo; Golkar dan PKB. Skenarionya; duet Ganjar – Airlangga atau Ganjar – Muhaimin.

PKB relatif tidak akan bergejolak. Lain halnya dengan Golkar. Bisa jadi Golkar teracam terpecah belah dengan Pencapresan Ganjar melalui Golkar. Sebab, Airlangga Hartarto bukan sosok yang mengakar di internal Golkar.

Hal serupa pernah terjadi pada tahun 2004 saat SBY berduet dengan JK. Golkar resmi mendukung Wiranto. SBY – JK yang tidak didukung Golkar menang Pilpres pertama yang digelar secara langsung.

Kemungkinan lain yang sedang ditunggu-tunggu adalah amandemen UU No 7/2017 tentang Pemilu. Kabarnya akan dilakukan tahun 2022. Khususnya Pasal 222 tentang presidential threshold. Ada kemungkinan presidential threshold diturunkan jadi 10% dari semula 20% agar Ganjar Pranowo bisa lolos.

Pertarungan Ganjar memperebutkan tiket partai bukanlah soal mudah. PDIP dan Golkar diambang konflik internal. Pertaruhan dua partai besar yang harus dibayar mahal.

Mungkinkah bakal terjadi kompromi politik yang membuka celah munculnya 3 Calon Presiden? Wallahua’lam bish-shawab.

Bandung, 8 Rabiul Akhir 1443/14 November 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial