News  

2 Pengemis Kena Razia Satpol PP: Kantongi Uang Rp 7,8 Juta, Punya Motor Vario dan NMax

Dua orang pengemis terjaring razia anggota kepolisian dan Satpol PP di lampu merah Jalan Mahendradatta, Kota Denpasar, Selasa (26/4), pukul 19.00 WITA kemarin.

Para pengemis tersebut adalah Hariyanto (42) yang berasal dari Banyuwangi dan Wisono (22) yang berasal dari Jember, Jawa Timur.

Dari tangan para pengemis tersebut, polisi berhasil mengamankan uang tunai senilai Rp 7,8 juta, satu unit sepeda motor Honda Vario, satu unit motor Yamaha NMax dan dua unit ponsel bernilai jutaan rupiah.

Kapolsek Denpasar Barat Kompol I Made Hendra Agustina mengatakan, uang tersebut ditemukan di tas milik Hariyanto. Polisi pun sedang memeriksa Hariyanto atas kepemilikan uang tersebut.

“Ia bekerja sebagai buruh bangunan, dia mengaku uang itu milik mandornya. Kami sudah ke rumah mandornya tapi sudah pulang ke kampungnya di Jawa sehingga kita masih melakukan pemeriksaan. Selain itu keterangan Hariyanto masih berubah-berubah,” kata dia saat dihubungi, Rabu (27/4).

Sementara itu, polisi menemukan dua motor kedua orang tersebut di semak-semak yang tak jauh dari lampu merah Mahendradatta.

Hendra mengatakan, motor Honda Vario tercatat milik istri Hariyanto berinisial A (40) dan Yamaha Nmax atas nama seseorang yang menurut Wisono adalah sanak saudaranya.

“Dari jumlah uang dan sepeda motor yang digunakan sangat menarik. Selama ini banyak orang beranggapan gepeng (gelandangan dan pengemis) itu adalah sosok miskin. Ternyata fakta sebenarnya mereka tercukupi secara ekonomi,” kata Hendra.

Hendra menuturkan, polisi berencana menyerahkan kedua pengemis tersebut apabila proses pemeriksaan terkait kepemilikan uang tersebut telah tuntas.

Bijak Ketika Ingin Beri Uang ke Gelandangan dan Pengemis di Bali
Polisi sejatinya meningkatkan razia gelandangan dan pengemis di Pulau Dewata selama Ramadhan dan Idul Fitri 2022.

Apalagi, seorang turis asing sempat curhat dikerumuni pedagang asongan saat berwisata di Pantai Kuta, Badung, Bali. Curhat turis tersebut viral di media sosial.

Para gepeng biasanya beraksi dengan berpura-pura menjadi pedagang asongan penjual tisu, gelang dan sebagainya. Mereka meminta secara paksa warga dan wisatawan membeli barang dagangannya.

Hendra mengimbau warga dan wisatawan di Bali bersikap bijak menghadapi para gepeng ini saat di objek wisata dan pinggir jalanan. Hal ini untuk mencegah maraknya kemunculan gepeng.

“Kami imbau masyarakat apabila ingin bersedekah kepada gelandangan dan pengemis untuk lebih bijak lagi. Sebab tidak semua gepeng itu orang yang kekurangan. Ada yang mau tampil seperti gepeng sebagai modus,” kata dia. {kumparan}