PDIP Pastikan Tak Ada Sindir-Sindiran Antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PDIP Puan Maharani disinyalir menyindir Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengunjungi Kantor DPC PDIP Karanganyar dan DPC PDIP Sragen, Jawa Tengah, Kamis (27/4) lalu. Saat itu, Puan mengingatkan agar kadernya tidak salah pilih capres hanya karena modal tampang dan aktif bermain media sosial.

Menanggapi hal itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan ucapan Puan tersebut bukan dimaksudkan untuk menyindir. Apalagi orang yang disindir adalah sesama kader PDIP.

“Jadi enggak ada sindir-sindiran, apalagi terhadap internal. Yang dilakukan oleh Mbak Puan, sekali lagi, adalah merespons secara langsung aspirasi masyarakat,” tegas Hasto saat ditemui di kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (2/5).

Menurutnya, sebagai Ketua DPR RI, Puan memang diwajibkan rajin turun ke bawah untuk menyerap aspirasi masyarakat. Salah satunya adalah aspirasi soal sosok capres dan cawapres yang akan datang.

“Ya untuk menjadi capres-cawapres semua harus berwaah Indonesia. Harus mengangkat martabat rakyat, membangun kepemimpinan Indonesia. Itu harus dilakukan oleh seluruh kader PDI Perjuangan,” imbuhnya.

Dalam acara beberapa waktu lalu, di depan para kader PDIP, Puan menyebut politikus tidak cukup hanya terlihat aktif di media sosial saja, namun juga harus bekerja memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak asal pilih dan melihat seseorang dari pencitraannya di media sosial.

“Jadi jangan kemudian kita itu asal pilih karena cuma kelihatan di panggung saja. Panggung itu panggung media, panggung TV, panggung medsos. Tapi pilih orang yang betul-betul pernah memperjuangkan kita, pernah bersama-sama kita, pernah bergotong-royong bersama kita,” kata Puan.

Puan kemudian menyinggung kandidat capres yang hanya bermodalkan wajah, tapi tidak bisa bekerja. Ia menyebut terkadang masyarakat hanya memilih pemimpin karena wajahnya tampan.

“Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka ‘yo wes lah dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan. Yo wes dia saja biar pun enggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi kemudian enggak bisa kerja, enggak deket rakyat,” ungkapnya.

Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, ucapan tersebut ditujukan kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memang aktif di media sosial. Menurut dia, Puan merasa dilangkahi oleh Ganjar karena elektabilitasnya jauh di bawah Gubernur Jateng itu.

Sementara itu, Ganjar Pranowo saat ditanya oleh wartawan pada Jumat (29/4) mengaku tidak merasa tersindir dengan pernyataan putri Megawati Soekarnoputri itu. Ia bahkan mengaku mendukung pernyataan Puan yang menyebut seorang pemimpin harus bisa bekerja.

“Ora lah [tidak tersinggung]. Yo bener. Golek sing iso nyambut gawe [cari yang bisa bekerja]. Disampaikan untuk orang harus bekerja,” ujar Ganjar kepada wartawan, Jumat (29/4). {kumparan}