News  

KPK Dalami Keterlibatan Summarecon Agung dalam OTT Eks Walikota Yogya

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan mendalami dugaan keterlibatan korporasi PT Summarecon Agung Tbk (SA) dalam perkara dugaan suap pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Apartemen Royal Kedhaton oleh anak usaha Summarecon Agung, PT Java Orient Property (JOP).

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata saat menjawab pertanyaan kemungkinan KPK akan mendalami terkait keterlibatan korporasi PT Summarecon Agung karena dalam perkara ini juga menjerat petinggi Summarecon Agung.

“Apakah ada keterlibatan korporasi gitu misalnya? Ya tentu nanti akan di dalami,” ujar Alex kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat sore (3/6).

KPK kata Alex, akan mendalami apakah uang yang diberikan oleh Oon Nusihono (ON) selaku Vice President Real Estate PT Summarecon Agung untuk menyuap Walikota Yogyakarta periode 2017-2022 Haryadi Suyuti (HS) diambil dari kas Summarecon Agung dan diketahui dewan direksi Summarecon Agung atau tidak.

“Kalau itu sudah menjadi kebijakan korporasi ya misalnya korporasi menyetujui ada untuk memberikan imbalan atau sesuatu kepada pejabat dalam pengurusan perizinan, ya berarti kan korporasi terlibat ya dalam proses penyuapan. Karena itu tadi, uangnya dari korporasi dan diketahui oleh direksi PT SA tadi,” pungkas Alex.

Dalam kasus dugaan suap pengurusan perizinan di wilayah Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta ini, KPK resmi menetapkan empat orang sebagai tersangka usai melakukan kegiatan tangkap tangan di Yogyakarta dan Jakarta pada Kamis (2/6).

Keempat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yaitu sebagai pihak pemberi suap adalah Oon.

Sedangkan tersangka penerima suap, yaitu Haryadi, Nurwidhihartana (NWH) selaku Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Pemkot Yogyakarta; dan Triyanto Budi Yuwono (TBY) selaku Sekretaris pribadi merangkap ajudan Haryadi.

Oon pun juga telah memberikan uang sebesar 27.258 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan sekitar Rp 400 juta. Uang tersebut juga menjadi salah satu barang bukti yang diamankan saat dilakukan tangkap tangan.(Sumber)