News  

PBNU Malu Kasus Anak Kiai Jombang Cabuli Santriwati Jadi Isu Nasional

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi mengaku malu dan prihatin kasus anak kiai pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang yang terjerat dugaan pencabulan hingga menjadi isu nasional.

“Kita ikut merasa malu dan prihatin kasus ini menjadi isu nasional,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/7).

Fahrur berharap pimpinan pesantren tersebut sadar dan taat terhadap hukum yang berlaku. Ia meminta agar pelaku bisa diserahkan kepada pihak berwajib agar masalah tersebut bisa selesai.

“Saya mengharap kesadaran pihak pimpinan pesantren untuk taat hukum dan menyerahkan kepada yang berwajib agar urusan segera selesai. Dia diberi jaminan keamanan dan pendampingan pengacara yang baik,” ujarnya.

Di sisi lain, Fahrur juga prihatin terjadi bentrokan ketika polisi berupaya menjemput paksa anak kiai yang telah menjadi tersangka pencabulan di pesantren tersebut. Ia tak ingin santri pondok pesantren tersebut menjadi korban.

“Kasihan jangan ada korban santri yang mungkin tidak mengerti apa. Saya juga berharap bisa dilakukan penangkapan tanpa kegaduhan seperti OTT KPK,” ujarnya.

Sebagai informasi, polisi telah menetapkan anak kiai pesantren di Jombang berinisial MSAT sebagai tersangka pencabulan terhadap perempuan di bawah umur asal Jawa Tengah.

Polisi berupaya menangkap MSAT yang diduga masih berada di dalam pesantren hari ini. Bentrokan antara polisi dan simpatisan pun sempat terjadi.

Pengikut MSAT sempat menghalangi petugas masuk ke area pesantren, namun pasukan akhirnya bisa menekan massa. Dari bentrokan itu, sejumlah pendukung MSAT ditangkap.(Sumber)