Potensi terjadinya krisis pangan yang dikhawatirkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri turut dirasakan anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad.
Menurut KS, sapaan akrab Kamrussamad, jika krisis pangan terjadi di Indonesia maka itu sangat mengerikan dampaknya. Itu bisa mengarah pada krisis politik yang tentu saja tidak diharapkan oleh semua elemen bangsa Indonesia.
Terlebih, hingga kini KS belum mengetahui pasti bagaimana kondisi riil pangan nasional saat ini.
“Itu yang saya ngeri sebetulnya. Coba kita tanya dong pemerintah, stok kita ini persediaan di Pulau Jawa di mana aja lokasinya? Gudang logistiknya ada di mana? Berapa stok beras, padi, susu,” ungkap KS saat menjadi narasumber dalam serial diskusi Teras Politik Kantor Berita Politik RMOL bertajuk “Peringatan IMF dan Antisipasi Kebangkrutan Indonesia” pada Selasa sore (19/7).
“Ini yang ngeri, kita gak pernah kita dapet nih updatenya, tiba-tiba bicaranya inflasi terkendali, dalam negeri atau import produksi kita di mana saja nih?” imbuhnya.
Di sisi lain, politikus Partai Gerindra ini menyebut inisiatif pemerintah membangun food estate dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Hanya saja, ia menyesalkan kebijakan yang sangat visioner tersebut seperti dibiarkan begitu saja oleh pemerintah.
Pemerintah justru terkesan lebih fokus pada upaya memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) baru, di saat negara-negara di dunia mengantisipasi stok pangan nasionalnya masing-masing dan ancaman resesi yang di depan mata pascapandemi.
“Jadi, arah kebijakan food estate sudah bener, cuma IKN-nya lebih kenceng daripada food estatenya nih,” sesalnya.
Atas dasar itu, dia meminta pemerintah untuk tidak menganggap enteng persoalan pangan nasional. Sebab, itu berkaitan dengan kebutuhan primer masyarakat.
“Ingat resesi ekonomi yang harus kita waspadai bergesernya menjadi krisis politik, dan itu jangan sampai terjadi di Indonesia,” tegasnya.(Sumber)