News  

Survei LSI: Mayoritas Publik Nilai Kondisi Ekonomi Nasional Buruk

Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah mengeluarkan hasil temuannya mengenai persepsi publik terhadap ekonomi nasional.

Hasilnya, mayoritas publik masih menganggap negatif kondisi ekonomi Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir.

 

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menuturkan bahwa dalam surveinya peneliti menanyakan persepsi publik terhadap situasi ekonomi nasional sejak Juni hingga awal Juli silam.

Publik beranggapan, mayoritas publik masih menilai buruk kondisi ekonomi nasional.

“Artinya persepsi ekonomi masih negatif, dibandingkan yang menilai positif masih sedikit. Penilaian negatif itu terhadap ekonomi itu merata di seluruh kategori demografis gender kemudian usia dan seterusnya,” ucap Djayadi dalam keterangannya secara virtual, Minggu (24/7).

Djayadi menambahkan, di sisi lain, persepsi anak muda terhadap kondisi ekonomi nasional justru positif saat ini.

“Yang agak positif penilaiannya hanya di kalangan yang usia muda, atau pemilih pemula di sini tertulis ada 33 persen yang menilai kondisi ekonomi lebih baik ada 20 yang menilai baik ada penilaian positif dari kelompok yang paling muda,” ucapnya.

Kemudian, masyarakat yang berpendapatan rendah justru menilai kondisi ekonomi di Indonesia justru berimbang, antara positif dan negatif. Wilayah yang menilai positif pertumbuhan ekonomi ada di kawasan Jawa Tengah, DIY, Maluku, dan juga Papua.

“Tapi secara umum penilaian terhadap kondisi ekonomi adalah negatif,” imbuhnya.

Jika dilihat secara umum, kata Djayadi, tren dari persepsi publik ini dari waktu ke waktu sejak Mei 2022 yang lalu. Survei nasional terakhir dilakukan LSI melalui telepon itu tidak banyak berubah.

“Kondisi ekonomi masih stagnan masih lebih banyak yang menilai negatif dibandingkan yang bernilai positif,” tutupnya.

Survei LSI ini dilakukan pada periode Juni hingga awal Juli 2022, dengan metodologi random digit dialing melalui sambungan telepon sebanyak 1.206 responden, dengan memilih sampel secara acak.

Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 29 persen, asumsi sample random sampling.(Sumber)