News  

INDEF: Sejak Awal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bermasalah, Menteri BUMN Harus Ikut Diperiksa

Ada satu persoalan mendasar yang membuat proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun.

Hal tersebut diungkap oleh peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/8).

“Sejak awal memang project ini bermasalah,” ujar Nailul Huda.

Sosok yang kerap disapa Huda ini menuturkan, salah satu sebab yang membuat munculnya masalah adalah besaran biaya pembangunan proyek tersebut, dimana memakan anggaran hingga 6,07 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 86,5 triliun.

Namun belakangan, China Development Bank meminta pemerintah Indonesia menambal pembengkakan biaya menjadi menjadi 8 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 114,24 triliun.

“Biaya yang mahal membuat biaya perjalanan terlampau mahal bagi masyarakat kita di tengah banyaknya alternatif moda transportasi ke Bandung yang lebih terjangkau,” ungkap Huda.

Oleh karena itu, Huda menduga ada pengelolaan yang tidak beres dari pemangku kebijakan dan juga pelaksana proyek KCJB, sehingga membuat anggaran proyek bengkak sekitar 1,9 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 27,09 triliun.

“Makanya saya kira perlu dicek siapa saja aktor yang berperan dan mendapatkan keuntungan dari project kacau balau ini. Mulai dari Menteri BUMN yang periode sebelumnya,” demikian Huda.(Sumber)