Center for Political Communication Studies (CPCS) melakukan survei terkait suara pemilih milenial menjelang Pemilu Serentak 17 April mendatang. Survei dilakukan pada pada 2-11 Januari 2019, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi itu mencatat lima besar parpol mendapat limpahan suara generasi milenial.
PDIP dan Gerindra mendominasi dengan elektabilitas masing-masing di kalangan milenial sebanyak 32,0 persen dan 15,9 persen. Di susul Golkar dengan elektabilitas di kalangan milenial 7,6 persen, kemudian elektabilitas PSI dengan 4,4 persen dan PKB 3,4 persen.
“Yang menarik, pendatang baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menempatkan diri pada peringkat keempat dengan dukungan milenial 4,4 persen,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (28/1/2019).
Metode survei dilakukan CPCS adalah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pemilih pemula dan milenial yang berusia antara 17 hingga 35 tahun mencakup 34,3 persen responden.
Okta mengatakan, jika dibandingkan dengan elektabilitas pada seluruh kelompok umur, elektabilitas PSI hanya sebesar 2,2 persen. PDIP dan Gerindra tetap mengungguli dengan elektabilitas 26,2 persen dan 15,2 persen. Kemudian posisi lima besar lainnya diduduki Golkar dengan 10,1 persen, PKB dengan 6,9 persen, dan Demokrat dengan 5,3 persen.
Menurut Okta, PSI sebagai parpol baru dengan tepat melakukan branding sebagai partai milenial. Berbeda dengan parpol lainnya yang identik dengan orang-orang tua, PSI mengganti istilah-istilah yang kurang disukai anak muda. “Rakernas diganti dengan kopdarnas, atau panggilan bro dan sis untuk sesama kader PSI,” kata Okta.
Okta melanjutkan, platform komunikasi saat ini bergeser dari teknologi media lama yang sifatnya satu arah menjadi interaktif. Meskipun televisi masih menjadi media yang paling banyak ditonton, penetrasi smartphone dan platform daring kini makin meluas.
Meskipun kerap disebut apatis dan apolitis, milenial tetap peduli dengan isu-isu sosial politik. Hanya saja cara menyalurkannya tidak konvensional seperti organisasi dan parpol lama. Alih-alih demo ke parlemen, milenial lebih suka petisi online dan membangun jejaring komunitas. “Medsos dan aplikasi daring sangat tepat untuk menjaring aspirasi milenial,” pungkas Okta.
Berikut adalah hasil lengkap survei CPCS:
Elektabilitas parpol di semua kelompok umur
PDIP: 26,2 persen
Gerindra: 15,2 persen
Golkar: 10,1 persen
PKB: 6,9 persen
Demokrat: 5,3 persen
NasDem: 3,8 persen
PPP: 3,4 persen
PKS: 3,3 persen
PAN: 2,5 persen
PSI: 2,2 persen
Perindo: 1,9 persen
Hanura: 1,2 persen
Berkarya: 0,7 persen
PBB: 0,6 persen
PKPI: 0,4 persen
Garuda: 0,3 persen
Pemilih belum memutuskan atau rahasia: 16,3 persen
Elektabilitas parpol di pemilih milenial
PDIP: 32,0 persen
Gerindra: 15,9 persen
Golkar: 7,6 persen
PSI: 4,4 persen
PKB: 3,4 persen
NasDem: 3,2 persen
Demokrat: 2,9 persen
PAN: 2,7 persen
Perindo: 2,4 persen
PPP: 2,2 persen
PKS: 1,2 persen
Berkarya: 0,5 persen
Hanura: 0,2 persen
PBB: 0,2 persen
PKPI: 0,0 persen
Garuda: 0,0 persen
Milenial belum memutuskan atau rahasia: 21,2 persen