Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR Komisi III dengan Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo masih berlangsung di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/8).
Di tengah rapat, keributan antaranggota DPR terjadi saat anggota Komisi III Dipo Nusantara membacakan diagram Konsorsium 303 yang viral di medsos, yang mencantumkan sejumlah anggota Polri.
Konsorsium 303 disebut-sebut sebagai konsorsium judi yang dibekingi aparat. Angka 303 merujuk Pasal 303 KUHP tentang tindak pidana perjudian.
Dalam diagram yang viral itu, Dipo menyebut nama Irjen Sambo yang disebut sebagai ‘Kerajaan Sambo’, juga disebut nama Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dalam diagram lain.
Pernyataan Dipo diinterupsi oleh pimpinan sidang Ahmad Sahroni dan Ketua Komisi III Adies Kadir, sebab dinilai ikut menyebarkan hoaks dengan menyebut nama-nama dalam bagan konsorsium tersebut.
“Pak Dipo, saya interupsi, lebih baik pertanyaan secara umum jangan dibacakan satu persatu takut nanti menyalahrtikan kepada orang yang ada di sini,” tutur Sahroni.
Pernyataan itu diamini oleh Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir. “Sebaiknya sebagai anggota Komisi III bicara sesuai data dan fakta, bukan hoaks,” balas Adies.
Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal JUGA interupsi, namun ditolak oleh Adies. Keduanya adu mulut soal siapa yang berhak bicara.
Adies menyebut Cucun memotong pembicaraannya karena masih bicara. “Saya interupsi, baca tatibnya,” kata Adies.
Sahroni pun melerai dengan mengingatkan para anggota Komisi III untuk menjaga etika. Dia mempersilakan Dipo untuk melanjutkan bicara.
“Saya lanjutkan, saya juga orang hukum,” tutur Dipo.
Adies menimpali. “Sudah doktor belum?” tandasnya.
Dipo lalu melanjutkan membaca sedikit lagi diagram yang dia pegang. Setelah paparan, Cucun kembali interupsi. Dia tidak terima Adies Kadir mempertanyakan gelar doktor pada Dipo.
Ia menilai sikap Adies yang duduk di meja pimpinan Komisi III justru menujukkan sikap diktator dengan memotong pernyataan anggota saat berbicara.
“Saya minta tertib juga ini, tidak boleh, saya itu sama dengan Bapak juga, menduduki pimpinan di luar Komisi III. Enggak pernah saya diktator, anggota harus di bawah pimpinan. Tolong juga hargai, ini anggota fraksi saya Bapak jangan potong,” ungkap Cucun membela Dipo.
“Jangan bila Pak Dipo belum doktor, Pak Adies sudah doktor. Apa harus jadi standar?” protesnya.
Adies kembali interupsi. “Saya tidak senang, kok saya disebut diktator. Siapa yang diktator di sini? Saya hanya meluruskan di sini, jangan sebut nama. Itu saja,” kata Adies.
Muncul beberapa interupsi dari anggota lain yang berbicara sehingga terjadi adu mulut. Sahroni lalu memotong.
“Sementara saya yang pimpin untuk tidak semua berinterupsi. Teman-teman ini ditonton puluhan juta orang, kalau etika komisi III tidak bisa memberikan kepada publik dengan jelas, rusak ini kita,” ujar Sahroni.
Setelah itu rapat diskors untuk istirahat siang.(Sumber)