Pemprov DKI Jakarta membangun Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di 32 ruas jalan yang bertujuan mendukung penyelenggaran infrastruktur digital dan penataan Kota Jakarta menuju Kota Pintar (Smart City).
Selain itu, upaya Pemprov DKI Jakarta itu untuk mewujudkan kerapian kota agar selaras dengan kaidah tata ruang kota, kelestarian dan estetika.
Secara seremonial, penertiban kabel udara kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan para pemilik jaringan utilitas dilaksanakan di area parkir Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (5/9).
Kegiatan penertiban kabel ini turut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan beserta jajarannya, beserta perwakilan 6 operator penyelenggara jasa telekomunikasi di Jakarta, yaitu PT Telkom Indonesia, PT Mora Telematika Indonesia (Moratel), PT Link Net, Tbk, IBS, Icon+, dan Lintasarta.
Dalam sambutannya, Gubernur Anies menyebut bahwa pemotongan kabel udara merupakan bagian dari transformasi kota Jakarta menuju kota global yang modern, salah satunya menyediakan konektivitas warga yang efisien.
“Kota ini sedang bergerak maju menjadi modern, kota yang lebih global yang bisa memfasilitasi kegiatan warga berjalan dengan efisien dan efektif. Itu artinya, mobilitas penduduk berjalan dengan efisien, semua kegiatan yang menyangkut konektivitas berjalan dengan lancar dan baik,” ungkap Anies seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJakarta, Senin (5/9).
“Hari ini sebabnya kita hadir dalam sebuah kegiatan seremonial penurunan secara mandiri kabel udara sebagai bagian dari usaha kita membuat kota kita bersih, kota kita lebih efisien dan efektif dalam mengelola mobilitas penduduknya,” sambungnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mengungkapkan, selama ini kabel-kabel yang berada di atas selain mengurangi estetika, juga kerap terjadi insiden.
Selain itu, banyak di antara pemasangan kabel terjadi bergantian di dalam tanah dan menimbulkan kemacetan yang luar biasa serta mengganggu pejalan kaki.
“Jadi, transformasi yang dilakukan saat ini dari atas ke bawah. Kedua, dari yang di bawah semrawut berbeda-beda channel, menjadi satu kesatuan. Sehingga, jadi rapi, terencana dan perawatannya pun terintegrasi,” terangnya.
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu berharap proses ini menjadi awal yang baik. Di mana penurunan kabel udara ini akan dikerjakan sepanjang 25 kilometer pertama, yang dimulai di jalur-jalur utama, kemudian diikuti jalur lainnya.
Ia berharap program merapikan kabel itu bisa diteruskan sampai tuntas. Dengan demikian akan memberikan kepastian kepada semua yang memiliki usaha yang memerlukan kabel.
“Dengan begitu, mobilitas tidak terganggu, baik pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor, dan bagi pelaku usaha memiliki kepastian perawatan bisa dilaksanakan dengan baik. Masa depan terkait keselamatan menjadi lebih terjamin,” tandasnya.(Sumber)