Tekno  

4 Fakta Pesan Menohok Hacker Bjorka Usai Diminta Kominfo Untuk Tidak Menyerang

Hacker Bjorka memberikan pesan balasan terhadap pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sontak, pesan balasan sosok hacker Bjorka itu menuai beragam reaksi warganet. Bahkan, “Bjorka” sampai menjadi trending topic di Twitter.

Sebelumnya, Kominfo memberikan pesan kepada hacker atau peretas untuk jangan menyerang. Hal ini merupakan tindakan lanjutan dari kasus bocornya 1,3 miliar data kartu SIM. Berikut ini fakta pesan menohok Hacker Bjorka ke Kominfo selengkapnya.

1. Kominfo Mengirimkan Pesan ke Hacker

Sebelumnya, pihak Kominfo meminta agar hacker berhenti meretas. Direktur Jenderal Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pengerapan mengatakan bahwa jangan sampai hacker menyerang data pribadi masyarakat dan menyebarkan data.

Semuel juga mengatakan sebaiknya hacker tidak menyerang, itu akses ilegal dan akan berhadapan dengan hukum. Setiap orang yang memperoleh data pribadi dengan cara yang tidak sah dan tanpa sepengetahuan pemilik dan pengendali data maka tindakan tersebut termasuk unsur melawan hukum.

“Kalau bisa jangan menyerang. Tiap kali kebocoran data yang dirugikan ya masyarakat, kan itu perbuatan illegal access,” ujar Semuel Abrijani Pangerapan.

“Kalau mau mempermalukan pakai cara yang lain dong, jangan menyebarkan data masyarakat,” ujarnya lagi.

2. Pesan Menohok Hacker Bjorka: Berhentilah Jadi Idiot

Setelah mendengar pesan yang disampaikan Semuel, hacker pun membalasnya melalui website. Pesan yang disampaikan oleh hacker tersebut menghina Kominfo, berikut ini isinya:

“MY MESSAGE TO INDONESIAN GOVERNMENT: STOP BEING AN IDIOT” (Pesan saya ke Pemerintah Indonesia: Berhentilah jadi idiot)

3. Waktu dan Laman Unggahan

Hacker Bjorka mengunggah pesan berisi menohok dan makian kepada Kominfo tersebut di forum Breached.to pada Selasa, 6 September 2022.

4. Menautkan Pemberitaan Soal Pernyataan Kominfo

Hacker tersebut mengunggah jepretan layar dari berita Suara.com yang berjudul ‘Pesan Kominfo ke Hacker: Kalau Bisa, Jangan Menyerang.

Sebelumnya, Hacker Bjorka dikabarkan menjual data pribadi warga Indonesia sebanyak 1,3 Miliar dengan harga US$50.000 atau sekitar Rp745,6 juta.

Setelah adanya kebocoran data, Kominfo langsung melaksanakan rapat bersama Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, BSSN, Ditjen PPI Kementerian Kominfo, tim Cyber Crime Polri dan lain-lain.

Terdapat beberapa hal yang menjadi kesimpulan yakni data yang bocor hanya ada beberapa kemiripan, artinya data yang bocor bukanlah data yang sama. Namun, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan bahwa kebocoran data 1,3 Miliar nomor SIM orang Indonesia itu valid.

“Lalu pendaftaran kartu SIM diperkirakan sedikit lebih dari 300 juta karena banyak yang memiliki lebih dari satu kartu SIM,” ungkap Alfons.(Sumber)