News  

Ungkap Kesamaan Tragedi Kanjuruhan dan Pilpres 2019, Rizal Ramli: Kegagalan Fungsi Polri Yang Brutal

Ekonom senior Rizal Ramli membandingkan korban yang meninggal di tragedi Kanjuruhan degan Pilpres 2019 silam.

Pilpres 2019 kata dia mengorbankan 894 jiwa. Sementara tragedi di Kanjuruhan mengorbankan 125 orang.

“Pilpres 2019: 894 org petugas meninggal. Sepak bola 2022, Malang, meninggal (sementara) 153 org,” ucapnya dalam akun sosial medianya, Senin, (3/10/2022).

Menurutnya, kedua peristiwa yang berbeda itu sama-sama menunjukkan kegagalan fungsi Polri yang menurutnya brutal dan tidak humanis.

“Keduanya menunjukkan kegagalan fungsi Polri, yg brutal & tidak humanis,” tutur Mantan Menteri Keuangan ini.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia menyebut kegagalan fungsi Polri karena adanya multi fungsi di tubuh aparat kepolisian.

“Itu bisa terjadi karena Polri multi-fungsi, termasuk jadi alat kekuasaan dll sehingga tidak profesional,” tandasnya.

Di cuitan lainnya, Rizal meminta Tragedi Kanjuruhan sebagai momentum melakukan perbaikan di internal Polri.

“Inilah momentum untuk membenahi Polri: Stop Multi-Fungsi Polri, tidak boleh jadi alat politik kekuasaan, Ubah SOP jadi lebih manusiawi & mengayomi, bersihkan sistim rekruitment, pendidikan dan promosi Polri dari sogokan & uang ! Hanya dgn transfirmasi itu, Polri bisa dipercaya,” ungkapnya.

Diketahui, pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam berakhir duka.

Aremania yang tidak puas dengan kekalahan tim kesayangannya di kandang sendiri menyerbu ke lapangan sehabis peluit panjang dibunyikan.

Untuk menindaki aksi para suporter tersebut, pihak keamanan menembakkan gas air mata yang akhirnya menimbulkan korban jiwa. (Sumber)