News  

Diviralkan Sejumlah Influencer, Diskriminasi Terhadap Siswa Rohani Kristen di SMAN 2 Depok Ternyata Hoaks!

Sebuah foto yang memperlihatkan sejumlah murid yang tergabung dalam ekstrakurikuler Rohani Kristen (Rohkris) SMA Negeri 2 Depok sedang duduk di lorong tangga sekolah viral di media sosial.

Dalam narasi yang disertakan disebut bahwa para murid terpaksa berkegiatan di tangga dan lorong karena tidak diberi ruangan oleh pihak sekolah.

Terkait peristiwa ini, Kepala SMA 2 Depok Wawan Ridwan mengatakan, postingan dan pemberitaan diskriminasi di SMA 2 Depok, tidak benar. Dia menegaskan, tidak ada perlakuan diskriminatif terhadap murid Rohkris seperti yang dinarasikan di media sosial.

“Tidak benar, itu merupakan siswa Rohkris yang sedang menunggu pintu ruangan dibuka,” ujar Wawan, Jumat (7/10).

Wawan menjelaskan bahwa rutinitas setiap pagi sebelum memulai pembelajaran pada pukul 06.45 WIB, diawali dengan kegiatan keagamaan dan penguatan karakter sesuai dengan agama masing-masing. Nah, siswa Rohkris tersebut sedang menunggu pintu dibuka karena petugas pemegang kunci ruangan telat datang.

Kamis, 29 September 2022
Ruang multiguna SMA 2 Depok dipakai untuk menyimpan seragam sekolah milik murid kelas X yang baru datang dan jumlahnya banyak. Seragam perlu diklasifikasikan sehingga suasana ruangan berantakan.

Sementara, ruangan multiguna biasa dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler Rohani Kristen (Rohkris). Doa Teduh biasa diadakan pada Selasa hingga Jumat.

Karena ruang multiguna dipenuhi seragam siswa kelas X, kegiatan Rohkris untuk esok hari diarahkan untuk dilaksanakan di ruang pertemuan lantai 2.

Informasi pindahnya ruangan sudah disampaikan oleh pihak sarana prasarana ke kepala sekolah, petugas kebersihan, dan salah satu murid Rohkris.

Jumat, 30 September
Jumat pagi seperti biasanya, Rohkris memiliki jadwal melaksanakan kegiatan doa pagi atau ‘Pagi Teduh’ .
Saat murid beragama Kristen menuju ruang pertemuan lantai 2, ternyata pintu belum dibuka oleh petugas kebersihan sehingga mereka menunggu di tangga lorong. Petugas kebersihan datang telat.

Murid-murid yang sedang duduk itu lalu difoto oleh guru Agama Kristen sekaligus pembimbing Rohkris SMAN 2 Depok, Majesti Sitorus. Foto tersebut kemudian dibagikan ke grup alumni sekolah.

Setelah petugas kebersihan datang untuk membukakan pintu, para murid bisa melaksakan kegiatan doa Pagi Teduh di ruang lantai 2.

Foto murid Rohkris berada di tangga beredar di media sosial. Bahkan menjadi trending Twitter setelah sejumlah influencer turut mengunggah.
Narasi foto menyebut murid duduk di lorong karena tidak diberi ruangan untuk kegiatan Rohkris. Sekolah dituding melakukan diskriminasi.

Pembimbing Rohkris, Majesti Sitorus, lantas mengklarifikasi tentang kabar viral itu kepada pimpinan sekolah. Dia juga meminta maaf.
Majesti kemudian membuat surat pertanyaan yang isinya menegaskan narasi diskriminasi yang viral di medsos adalah tidak benar. Berikut pernyataannya:

Dengan ini menyatakan bahwa seluruh pemberitaan dan informasi yang beredar pada saat ini yang berkaitan dengan adanya diskriminasi siswa Rohkris SMAN 2 Depok tidak benar adanya.

Foto-foto yang tersebar adalah menunjukkan para siswa sedang menunggu ruangan tersebut dibuka oleh petugas sekolah.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa tekanan dari pihak mana pun.

Jumat, 7 Oktober
Kepala Sekolah SMAN 2 Depok Wawan Ridwan dan Majesti Sitorus memberi penjelasan kepada wartawan yang menemui di sekolah.
“Iya, itu foto saya dan saya yang foto. Harapan saya ada saat-saat begitu kita punya ruangan,” ujar Majesti tentang foto viral itu.

Wawan menjelaskan bahwa para murid itu sedang menunggu dibukakan pintu oleh petugas kebersihan yang memegang kunci yang datang terlambat.

“Saya sudah meminta maaf, terima kasih,” kata Majesti.
Selain memperlihatkan surat pernyataan Majesti, pihak sekolah juga merilis klarifikasi dan kronologi peristiwa itu.

“Tidak ada praktik diskriminasi terhadap agama tertentu di SMAN 2 Depok. Seluruh aktivitas keagamaan sudah terfasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah,” tegas klarifikasi yang diteken Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah.

“Tidak ada larangan apa pun untuk mengadakan kegiatan agama di SMAN 2 Depok. Tidak ada pembubaran ekstrakurikuler hingga saat ini,” lanjutnya.(Sumber)