Video momen Presiden Jokowi menunjukkan gestur tak membalas pelukan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dalam acara puncak HUT ke-58 Golkar Jumat (21/10) kemarin, ramai dibahas di media sosial. Sejumlah spekulasi bermunculan soal gestur tersebut.
Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Faldo Maldini angkat bicara soal video itu. Namun dia enggan memberikan tafsir soal peristiwa tersebut. Faldo melihat dari sisi lain, yakni soal kenegaraan. Dia bicara soal koalisi solid.
“Saya akan bicara dari sisi kenegaraan saja, soal tafsir lebih baik pengamat. Jadi seperti sebelumnya, kami akan bicara soal partai pendukung pemerintah. HUT Golkar, itu acara partai pendukung pemerintah juga,” kata Faldo, Sabtu (22/10).
“Anggota koalisi pemerintahan seharusnya solid untuk ikut menuntaskan persoalan negara sampai pemerintahan ini selesai. Termasuk, soal keberlanjutan pemerintahan. Ini pesan utamanya,” lanjutnya.
Faldo mengatakan, Presiden Jokowi sudah berulang kali menyampaikan agar berhati-hati dalam memilih pemimpin. Hal ini, kembali Jokowi sampaikan pada HUT Golkar kemarin.
“Dalam pidato, Presiden juga berkali-kali mengatakan harus hati-hati mencari kepemimpinan. Tidak perlu buru-buru. Masalah yang akan dihadapi akan berat, krisis ekonomi dan pangan. Jadi perlu duduk bersama dulu, mendudukkan permasalahan yang jadi tugas selanjutnya,” kata dia.
Jika ada parpol yang tak sejalan lagi dengan visi Presiden, Faldo mengatakan sebaiknya introspeksi diri.
“Kalau tidak komit lagi dengan visi presiden, ya harusnya ukur diri saja. Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Pamit baik-baik,” sebutnya.
Lebih lanjut, Faldo menuturkan pidato Jokowi di HUT Golkar tak bermaksud menyerang pihak mana pun.
“Saya kira tidak ada soal personal, dalam pidato hampir semua nama tokoh disebut Presiden. Tidak ada masalah,” tutup Faldo.
Paloh Angkat Bicara
Terkait hal ini, Paloh ikut memberikan tanggapannya. Ia menyebut dirinya memang tak berencana memeluk Jokowi di acara HUT Golkar tersebut.
“Enggak ada acara pelukan. Enggak (meluk). Biasa saja kan, salam,” kata Paloh sembari melihat video yang diperlihatkan wartawan di Kantor DPP NasDem, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10).
Bos media grup ini menuturkan tak ada yang salah dari gestur yang diperlihatkan Jokowi. Menurutnya, dalam momen seramai HUT Golkar, memang bukan saatnya berpelukan antar pejabat negara.
“Ini kan biasa aja, coba lihat ini, apanya yang ada masalah? Ya bagaimana mau membalas dalam suasana seperti ini, banyak ramai kanan kiri semuanya. kalau berdua kan biasa pelukan,” ucapnya santai.
Paloh pun menegaskan hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja. Ia menyebut kemesraan dirinya dengan Jokowi juga tak harus selalu ditunjukkan kepada publik.
“(Hubungan dengan Jokowi) baik, bagus. Lebih mesra kan enggak selamanya ditunjukkin kepada publik,” kata dia.
Lebih lanjut, Paloh menuturkan, ia memang jarang menyapa dengan berpelukan jika di tempat yang ramai.
“Enggak-enggak jarang sekali ya kalau pertemuan-pertemuan seperti ini. Barangkali agak berbeda kalau pertemuan berdua, agak beda ya,” tutupnya.(Sumber)