News  

Dosen UNJ Ubedilah Badrun Tantang KSP Moeldoko Debat Terbuka Soal Politik Identitas

Tantangan debat kepada Kepala Staf Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko disampaikan dosen ilmu politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.

Sebabnya, mantan Panglima TNI tersebut memunculkan isu tentang radikalisme akan menguat menjelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 karena maraknya kampanye politik identitas, berdasarkan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Pak Moeldoko engga ngerti. Saya tantang ya. Saya menantang Pak Moeldoko debat soal politik identitas dan radikalisme,” ujar Ubedilah Badrun kepada wartawan, Sabtu (22/10).

Pengamat politik yang karib disapa Ubed ini mempertanyakan pengetahuan Moeldoko terkait politik identitas dan radikalisme. Misalnya soal sarang atau sumber penyebaran paham radikalisme.

“Coba apa contohnya radikalisme? dan mana? Pak Moeldoko atau pemerintah mengatakan ada kampus-kampus radikal ya kan, saya bertanya ada enggak mahasiswa jadi teroris? terus apa lagi, sekolah-sekolah radikal, pelajar ada gak jadi teroris?” cetusnya.

Maka dari itu, Ubed ingin menguji keabsahan dari narasi yang dibangun Moeldoko itu. Karena dia berpandangan isu yang dimunculkan tidak memiliki data empirik.

Di samping itu, dia juga memiliki pemahaman bahwa politik identitas secara terminolgi rentan ditafsirkan secara berbeda.

“Apa setiap orang gak boleh punya identitas dalam politik. Kita bisa berdiskusi soal itu. Debat terbuka boleh, diskusi terbuka boleh, saya tantang Pak Moeldoko, kalau dia prediksi begitu, itu memperburuk suasana,” tutupnya.(Sumber)