Tekno  

Telkom Ogah Lepas Saham GoTo Meski Terus Merugi, Ini Alasannya

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menegaskan pihaknya tidak akan melepas saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) meskipun perusahaan digital tersebut saat ini masih merugi.

Direktur Bisnis Digital Telkom Indonesia, Muhammad Fajrin Rasyid mengungkapkan, Telkom tidak hanya melihat investasi di GoTo hanya dari nilai investasinya saja. Melainkan, menghitung nilai sinergi kedua perusahaan tersebut.

“Yang pasti kami melihat investasi di GoTo adalah investasi jangka panjang, kami juga melihat nilai sinergi yang ada antara Telkom Grup dan GoTo,” ungkap Fajrin di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (8/11).

Hal tersebut berkenaan dengan dibukanya fase lock-up saham GoTo pada periode 30 November 2022. Dalam hal ini para pemegang saham GoTo pra-IPO akan bisa menjual saham tersebut ke publik.

Di mana dalam hal ini, perusahaan akan menambah jumlah saham yang beredar di Bursa (free float). Adapun saat ini saham GoTo yang beredar sebanyak 40,6 miliar atau setara 3,43 persen. Maka, dengan dibukanya lock up, jumlah saham free float GoTo akan bertambah 62,96 persen atau menjadi 66,3 persen.

Dampak Investasi GoTo ke Telkom

Emiten dengan kode TLKM ini mengantongi laba bersih senilai Rp 16,58 triliun di kuartal III 2022. Laba bersih ini merosot 12,13 persen dari Rp 18,87 triliun pada kuartal III 2021 (yoy).

Menurunnya laba bersih ini disebabkan kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi sebesar Rp 3,08 triliun. Adapun kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo tanggal 30 September 2022 tercatat sebesar Rp 3,06 triliun.

“Per tanggal 30 September 2022, Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai pasar saham GoTo sebesar Rp 246 per saham,” tulis manajemen TLKM di laporan keuangan.

Selain GoTo, Telkom juga menambah investasi pada periode berjalan oleh MDI sebesar Rp 1,17 triliun. Jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi MDI pada tanggal 30 September 2022 sebesar Rp 9 miliar.

Meski demikian, pendapatan emiten pelat merah ini melonjak 2,66 persen, dari Rp 106,04 triliun di kuartal III 2021 menjadi Rp 108,87 di kuartal III 2022.(Sumber)