News  

PPP di Persimpangan Jalan, Antara Terbenam Atau Bersinar

Siapa yang tak kenal dengan sosok Habil Marati. Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Walau bukan Pengurus DPP PPP pengaruhnya dinilai masih sangat kuat.

Melalui Forum Ka’bah Membangun (FKM) terbukti pengaruhnya masih kuat. Kemarin (16/11) bertempat di Graha Pacific Hall Yogyakarta, ribuan kader dan simpatisan partai berlambang Ka’bah itu mendeklarasikan dukungannya pada Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden untuk berlaga di Pilpres 2024.

Habil Marati dengan FKM dan ribuan massa yang mendukungnya membuat PPP bergejolak. Bertahan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PAN membuat PPP terancam. Bisa-bisa partai warisan ummat Islam itu gagal lolos ke Senayan di Pileg 2024.

Keluar dari KIB dengan mengikuti jejak Habil Marati dan FKM membuat PPP serba salah. Drama pencopotan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan digantikan oleh Muhammad Mardiono menyisakan kesan PPP dalam bayang-bayang pengaruh rezim yang sedang berkuasa. Berkembang spekulasi Ketua Umum PPP titipan penguasa.

Lalu PPP punya dosa politik apa sehingga sulit keluar dari bayang-bayang rezim yang berkuasa? Bertahan di KIB publik punya persepsi negatif terhadap PPP. Publik menduga PPP punya ‘dosa politik’ atau transaksi ‘jual beli’ terselubung yang tidak diketahui publik dan akar rumput PPP.

Efeknya tentu saja PPP tersandera. Tidak berani mengambil sikap sesuai dengan hati nurani dan platform PPP sebagai partai Islam yang selalu bersama-sama ummat. Misalnya saja dengan mendukung akar rumput PPP. Mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden 2024.

Sebab, dari figur calon presiden yang muncul hari ini hanya Anies Rasyid Baswedan dianggap representasi suara ummat. Aneh bila PPP mendukung calon presiden lain yang tidak jelas komitmen keislamannya. Lain halnya bila PPP bukan partai Islam dan tidak berlambang Ka’bah. Ka’bah merupakan kiblatnya ummat Islam sedunia.

Dugaan transaksi ‘jual beli’ harus elit PPP bayar mahal. Terancam tidak lolos parliamentary threshold 4 persen atau ambang batas perolehan suara minimal untuk lolos ke DPR. Pertaruhan politik amat menyakiti partai berbasis Islam tertua di Indonesia. PPP terancam terpental dari DPR bila mengambil sikap berlawanan dengan konstituen PPP.

PPP sedang berada di persimpangan jalan. Antara mendukung Anies Baswedan dengan efek ekor jasnya atau mendukung calon presiden yang membuat suara PPP terbenam di Pileg 2024.

Bandung, 22 Rabiul Tsani 1444/17 November 2022
Tarmidzi Yusuf, Ketua Umum JABAR MANIES