PPP Bakal Kembali Bersinar Bila Dukung Anies Baswedan

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pernah berjaya. Hasil Pileg tahun 1997, PPP berhasil mengoleksi kursi DPR sebanyak 89 kursi atau 22,43 persen. Ini adalah pemilihan umum terakhir era orde baru. Setahun kemudian Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai Presiden setelah berkuasa selama 32 tahun.

Pada era reformasi tahun 1999, PPP berhasil merebut kursi DPR 58 kursi. Turun 31 kursi dari Pileg 1997. Kembali meraih 58 kursi DPR di Pileg 2004. PPP mulai anjlok perolehan kursi DPR sejak 2009. Pileg 2009, PPP hanya memperoleh 37 kursi DPR naik 2 kursi menjadi 39 kursi DPR hasil Pileg 2014. PPP hancur lebur di Pileg 2019 dengan menyisakan 19 kursi DPR saja.

Hasil Pileg tahun 2019 membuat PPP kritis. Pemilihan legislatif (Pileg) 2024 menjadi pertaruhan hidup mati PPP di DPR. PPP selain miskin vote getter alias pemikat pemilih juga ulama, kyai atau habib yang berpengaruh di PPP banyak mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden tahun 2024-2029. Ketua Majelis Syariah DPW PPP DKI, KH Munawir Aseli contohnya.

Ada beberapa alasan mengapa PPP bakal game over bila nekad mendukung calon presiden selain Anies Baswedan:

Pertama, Soal merosotnya moralitas dan integritas elit PPP. Menjelang pemilihan umum tahun 2019, Ketua Umum PPP Romahurmuziy ditangkap KPK. Romahurmuziy akrab disapa Rommy itu terbukti korupsi jual-beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).

Terakhir adalah soal gonjang ganjing Ketua Umum PPP. Suharso Monoarfa didepak dari kursi ketua umum. Sementara penggantinya, Muhammad Mardiono diangkat menjadi Ketua Umum tidak melalui Muktamar hanya melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas).

Banyak yang menduga pencopotan Suharso Monoarfa dan penunjukkan Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP akibat campur tangan kekuasaan dan untuk kepentingan Pilpres 2024. Materi dan menteri menjadi sorotan publik.

Kedua, Basis massa PPP berbeda dengan basis massa Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Walaupun akhir-akhir ini Erick Thohir sering bersorban dan berpeci putih. Keluar masuk pesantren. Tidak akan berpengaruh secara electoral bagi PPP yang berbasis massa Islam.

Prediksi PPP tidak akan mendapatkan pengaruh efek ekor jas (coattail effect) bila mendukung calon presiden selain Anies Rasyid Baswedan. Bahkan PPP akan ditinggal oleh pemilih, simpatisan dan pendukungnya. Lain ceritanya bila PPP mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden. PPP akan mendapatkan efek ekor jas bila mendukung Anies Rasyid Baswedan.

Ketiga, Pertaruhan PPP berisiko tinggi bahkan nyaris tanpa perhitungan bila mendukung calon presiden selain Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024. Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir jelas bakal diuntungkan bila didukung PPP. Minimal bisa menambah presidential threshold. Sebaliknya, PPP tidak akan mendapatkan keuntungan electoral sama sekali kecuali keuntungan materi dan menteri. Bahkan suaranya bakal terbenam di Pileg 2024.

Keempat, Nasib PPP akan mengikuti Partai Bulan Bintang (PBB) bila nekad mendukung calon presiden selain Anies Rasyid Baswedan. PBB tenggelam di Pileg 2019 efek dari mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Vote getter ramai-ramai menggembosi PBB.

Pemilih PPP banyak beririsan dengan pemilih PKB, Golkar dan PKS. Sikap politik PPP andai berlanjut mendukung calon presiden selain Anies Rasyid Baswedan akan game over di Pileg 2024.

Kelima, PPP saat ini berada di posisi parliamentary threshold kritis. Parliamentary threshold PPP hanya tersisa 4,52% efek PPP mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Prediksi PPP bakal gagal lolos ke DPR bila tetap mendukung calon presiden selain Anies Rasyid Baswedan.

Alasannya sederhana; Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir tidak memberikan efek electoral bagi PPP. Prabowo Subianto dianggap berkhianat karena masuk kabinet Jokowi. Ganjar Pranowo dikenal kader partai merah. Sementara PPP basis massanya Islam. Pileg 2019 harus menjadi pelajaran bagi PPP.

Akankah PPP mempertaruhkan nasibnya 10 bulan ke depan dengan mendukung Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo atau Erick Thohir? Jawabannya tentu di pertengahan tahun 2023. Tidak menutup kemungkinan demi keselamatan PPP dan desakan konstituen PPP di Pilpres 2024 akan melabuhkan dukungannya pada Anies Rasyid Baswedan.

Wallahua’lam bish-shawab

Bandung, 23 Rabiul Tsani 1444/18 November 2024
Tarmidzi Yusuf, Ketua Umum JABAR MANIES