Di tengah ekonomi global yang melemah dan PHK yang merajalela, Google ternyata tidak kebal. Google, atas tekanan dari investor, meluncurkan sistem peringkat terbaru untuk menyaring pegawai berperforma rendah —dan kemudian akan dipecat.
Sistem peringkat ini diberi nama Googler Reviews and Development (GRAD). Googler adalah istilah untuk karyawan yang bekerja di Google.
Sistem ini akan memburu hingga 10.000 pegawai dengan kinerja paling buruk dan kemungkinan akan di-PHK. Sistem ini juga mungkin akan digunakan untuk mengatur hierarki bonus —siapa yang paling rajin dapat bonus paling besar.
Para manajer telah diminta untuk memilih 6 persen dari total keseluruhan pegawai Google atau sekitar 10.000 orang yang punya dampak ke bisnis terendah, menurut laporan The Information. Angkanya naik dibandingkan sistem terdahulu yang memilah hanya 2 persen terendah.
Chris Pappas, juru bicara Google, mengatakan program ini dibuat untuk membantu pembentukan, pelatihan, dan pembelajaran serta progres karier bertahun-tahun ke depan untuk pegawai.
“Sistem terbaru membantu membentuk ekspektasi jelas dan memberi pegawai feedback rutin terhadap performanya,” tambahnya, seperti dikutip Forbes
Christopher Hohn, miliarder Inggris sekaligus investor aktivis, menyurati Alphabet, induk Google, bahwa mereka membayar pegawainya terlalu mahal dibanding raksasa teknologi yang lain. Jumlah karyawan mereka pun diminta harus dipotong.
Menurut Forbes, Alphabet punya sekitar 187 ribu karyawan. Jumlah karyawannya bertambah 20 persen per tahun.
Hohn menilai, jumlah karyawan Google terlalu “eksesif”, dan tidak cocok dengan iklim ekonomi global saat ini. Ia menilai Google dapat berjalan dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit.
Bayaran kompensasi rata-rata Google 70 persen lebih besar dari Microsoft, dan dua kali lipat lebih dibanding perusahan lain di AS, tambah Hohn. Kompensasi tersebut sebesar 295 ribu dolar AS per tahun atau sekitar Rp 4,6 miliar (kurs Rp 15.600).
Google akan menempuh upaya-upaya demi penghematan operasional. CEO Google, Sundar Pichai, mengatakan karyawan harus meningkatkan produktivitasnya.
Pichai menambahkan, banyak bonus dan perk kantor akan dipotong, termasuk bonus liburan dan hiburan. Tak harus beruang untuk bersenang-senang, katanya.
Tak cuma Google, Facebook juga telah melalui fase PHK 11.000 karyawannya. Amazon juga dikabarkan akan melepas 10.000 pegawainya. Alasannya sama, yakni untuk berhemat dan bersiap.
Di Indonesia, Sirclo terpaksa memulangkan 8 persen dari sekitar 2.000 pegawainya karena kondisi makro ekonomi pada Selasa (22/11).
Kemudian raksasa teknologi Indonesia GoTo juga melakukan PHK hingga 1.300 pegawainya dengan pertimbangan yang sama pada minggu lalu.(Sumber)