News  

Geger! Pasangan Ini Temukan Tulang Tangan Mirip Alien di Pantai Brasil

Sebuah tulang tangan yang berbentuk aneh ditemukan di pantai Brasil. Tulang tangan itu ditemukan oleh sepasang anak muda. Mereka ketakutan dan menduga tulang itu adalah tangan alien.

Dilansir detikInet, Leticia Gomes Santiago dan pacarnya Devanir Souza sedang menikmati momen romantis di pantai. Tak sengaja, mereka menemukan kerangka tersebut.

Dikutip dari New York Post, Sabtu (25/11/2022) pasangan itu memfilmkan tangan yang ditemukan di pasir di Ilha Comprida, Negara Bagian São Paulo, Brasil.

“Kami pikir itu bukan manusia karena ukuran dan jumlah tulangnya. Kira-kira apa itu?” kata mereka.

Kerangka tersebut bisa saja milik sejenis mamalia air. Mereka berspekulasi lebih jauh, apakah mungkin kerangka itu berasal dari sesuatu yang bukan dari Bumi. Video ini diposting di media sosial dan menjadi viral.

“Kami tidak tahu hewan apa itu. Kalau itu alien, mungkin akan lebih menyeramkan lagi,” tulis keduanya dalam postingan tersebut.

Seorang netizen berkomentar dengan melontarkan lelucon bahwa itu bisa jadi makhluk luar angkasa dari film Steven Spielberg tahun 1982 tentang alien, atau mungkin itu milik makhluk dari zaman prasejarah.

“Sepertinya tangan ET,” gurau seseorang.

“Itu tangan putri duyung!” bantah yang lain.

“Mungkin juga tulang dinosaurus!” kata netizen lainnya.

“Coba kalian bawa ke ahli biologi, karena ini tidak normal,” saran salah satu netizen, dan itulah yang kemudian dilakukan pasangan tersebut.

Merespon temuan itu, Eric Comin, seorang ahli biologi kelautan, mengklaim bahwa tangan yang menakutkan itu mungkin milik cetacean, sekelompok mamalia laut yang mencakup lumba-lumba, pesut, dan paus.

Comin langsung pada kesimpulan ini sejak melihatnya pertama kali. Ia memberikan catatan bahwa diperlukan pengujian lebih lanjut untuk menentukan dengan tepat makhluk laut mana yang memiliki sirip misterius itu, meskipun dia yakin kerangka itu kemungkinan berasal dari lumba-lumba.

Hanya berdasarkan gambar yang dia lihat, Comin dapat memperkirakan tingkat pembusukan mamalia itu. Kemungkinan besar hewan tersebut mati di air 18 bulan lalu. Orang yang menemukan bangkainya, tambahnya, harus melaporkannya ke Cananéia Research Institute (IPEC).

“Kami selalu memprioritaskan meninggalkan tulang di pantai agar tidak mengganggu siklus nutrisi dalam ekosistem,” kata Henrique Chupill, juru bicara IPEC.

“Akhirnya, ketika ada minat ilmiah, kami mengumpulkannya untuk digunakan dalam penelitian. Jika mereka adalah hewan yang baru saja mati, kami mengumpulkan mereka untuk melakukan nekropsi dan mengidentifikasi penyebab kematiannya,” sambungnya.(Sumber)