Tekno  

Gagal Dapat Investor, Startup Terkenal Asal China Ini Tumbang

Panda TV cukup terkenal di China. Mereka adalah startup yang menyediakan layanan streaming game. Sayang, karena sudah kehabisan uang, mereka mengumumkan tumbang alias bangkrut.

Panda TV didirikan pada tahun 2015 oleh Wang Sicong, entrepreneur dan putra salah satu orang terkaya China, Wang Jianlin. Saat ini, startup yang berbasis di Shanghai ini sejatinya masih peringkat ketiga di Negeri Tirai Bambu di industrinya soal jumlah user, hanya kalah dari Huya dan Douyu.

Tapi kabar terbaru, Panda TV gagal memperoleh dana segar untuk melanjutkan operasinya. Dalam pernyataan di Weibo, pihak Panda TV mengaku sudah meminta para engineer untuk keluar secara bertahap.

Chief Operating Officer Panda TV Andy Zhang Juyuan telah mengirim pesan pada para karyawan bahwa perusahaan terpaksa harus berakhir riwayatnya dengan alasan gagal mendapatkan investasi baru dalam 2 tahun ke belakang.

Dikutip dari detikINET, seminggu sebelumnya, sudah santer beredar kabar bahwa Panda TV akan dilanda kebangkrutan dan merumahkan 500 karyawannya.

Menurut Zhang, tingginya biaya bandwidth dan kenaikan gaji untuk para presenter menjadi faktor utama uang mereka menipis. Penghasilan yang didapat pun jadi tak sebanding. “Keputusan ini disesali tapi juga bijaksana,” ucap Zhang.

Pada putaran pendanaan terakhirnya di tahun 2017, Panda TV meraup USD 149 juta. Oktober tahun silam, Zhang sempat mengutarakan niatnya untuk melantai di bursa saham atau IPO pada kuartal 1 2019.

Startup ini sebenarnya cepat menuai popularitas lantaran pendirinya, Wang Sicon adalah pemuda terkenal di China. Sang ayah, Wang Jianlin, begitu kaya karena kesuksesan bisnis properti di bawah bendera Dalian Wanda Group.

Wang memiliki 40% saham Panda TV. Ia juga punya tim e sport sukses di China bernama Invictus Gaming, yang tahun lalu memenangkan kompetisi dunia League of Legends.

Bisnis live streaming di China sendiri sangat besar dengan pendapatan diperkirakan mencapai USD 16,5 miliar pada tahun 2022. Akan tetapi banyak pelaku industri belum menghasilkan laba. [detik]