Tekno  

Startup Ini Jadikan Spam Sebagai Peluang Bisnis

Siapa pun, pasti sering merasa kesal menerima SMS sampah (spam) karena akan memenuhi memory di ponsel. Namun, layanan Bagidata, sebuah startup digital binaan internal PT Telkom, Digital Amoeba justru menjadikan Spam sebagai peluang bisnis. Tak tanggung-tanggung, pendapatannya mencapai ratusan juta rupiah.

Hal tersebut, diceritakan oleh Ikhwan Reza, CEO Bagidata. Menurut Ikhwan, layanannya muncul diawali dari kebingungan pihaknya saat menerima SMS spam. Karena, dirinya tak pernah memberikan nomor ponsel tersebut kepada tenaga pemasaran. Kemudian, ia membuat layanan Bagidata.

Dengan layanan Bagidata ini, kata dia, justru pemilik nomor ponsel akan sadar menyerahkan datanya yang kemudian mendapatkan keuntungan dari data mereka. “Keuntungannya berupa poin dan uang yang langsung bisa ditarik ke rekening mereka,” ujar Ikhwan dalam siaran persnya, Jumat (8/3).

Selain Ikhwan, perusahaan ini digawangi Risky Gelar Maliq (Chief Product Officer), Adilla Kasandra (Chief Marketing Officer), dan Dindin Zaenudin (Chief Technical Officer).

Menurut Ikhwan, Bagidata justru ingin menyadarkan masyarakat bahwa data pribadi itu berharga sekaligus pengguna internet berhak mendapatkan sesuatu dari data mereka. Sebab, selama ini data pengguna internet diperoleh tanpa izin dan diam-diam.

Ikhwan menjelaskan, dirinya percaya setiap orang berhak mengontrol data mereka. Atas pemikiran itu, saat ini sudah tersedia dua layanan Bagidata yakni permission-based marketing dan applicant profiling.

Menurut Ikhwan, permission-based marketing adalah pemilik data dapat memberikan data media sosial, struk belanja, tiket pesawat, dan lainnya. Jadi, ketika mereka mendapat promosi maka pemilik akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang dan poin. Saat ini sudah ada 18 ribu lebih pengguna layanan tersebut.

Sementara applicant profiling, kata dia, adalah layanan dalam membantu perusahaan melihat lebih dalam dari data media sosial yang sudah diberikan pelamar di perusahaannya. Dengan melihat analisis sentimen dan prilaku, maka perusahaan dapat mengenal calon yang paling tepat dan sesuai dengan nilai-nilai perusahaannya.

“Untuk permission based marketing, kami menargetkan millenial, jadi mereka tinggal unduh layanan kami di Google Play Store,” katanya.

Sementara target applicant profiling, kata dia, adalah perusahaan-perusahaan, yang kini sudah ada klien dari perusahaan telekomunikasi, startup travel, entertainment, kuliner, sosial, dan lainnya.

Bagidata pada program Digital Amoeba atau startup internal PT Telkom saat ini masuk fase validasi produk. Namun pendapatan mereka sudah ratusan juta rupiah. Karena itu, mereka menargetkan total 100.000 pengguna pada tahun 2019 ini.

Saat ini, kata Ikhwan, sekalipun layanan produk baru, relatif tidak banyak keluhan pengguna maupun kendala operasional perusahaan. “Bagidata menargetkan untuk menjadi perusahan big data terkemuka untuk layanan personal profiling sehingga masyarakat peroleh manfaat dari data personalnya,” kata dia. [republika]