News  

Puan Maharani, Now Or Never

Pilpres 2024 setahun lebih dikit. Pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden tinggal menghitung bulan. Inilah kesempatan Puan Maharani. Kesempatan hanya datang sekali. Jika kesempatan itu disia-siakan, bisa jadi tak akan ada kesempatan seperti itu lagi.

Tiap kesempatan ada dua kemungkinan. Menang atau kalah. Gagal atau berhasil. Sunnatullahnya memang begitu. Setidaknya kesempatan itu telah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Soal peluang menang kembalikan kepada Sang Pemilik Kekuasaan.

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. Ali Imran: 26]

Konstelasi politik pasca 2024 akan berubah. Umur manusia ada batasnya. Kesempatan tak pernah datang dua kali. PDIP belum tentu masih dalam kendali keluarga Soekarno. Itu dasar pemikiran utamanya. Mengapa Puan Maharani harus nyapres di tahun 2024.

Ini yang tak kalah penting. Menepis dugaan publik selama ini. Perseteruan antara Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi hanyalah sandiwara politik. Dengan PDIP mencalonkan Puan Maharani sebagai calon presiden otomatis tudingan tersebut terpatahkan.

Lain ceritanya bila PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo. Pencalonan Ganjar Pranowo oleh PDIP mengkonfirmasi perseteruan antara Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi hanyalah sandiwara politik belaka.

Puan Maharani calon presiden terkuat dari PDIP. PDIP satu-satunya partai politik yang bisa mengusung calon presiden dan calon wakil presiden tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lain.

Banyak alternatif dengan siapa Puan Maharani berpasangan. Ada Prabowo Subianto calon presiden dari Gerindra. Berduet dengan Prabowo Subianto. Impian sejak 2014 lalu akan terwujud di tahun 2024. Masa penantian selama 10 tahun. Semoga happy ending apapun hasilnya.

Ada pula Airlangga Hartarto calon presiden dari Partai Golkar. Duet merah kuning atau kuning merah. Bahkan, Puan Maharani bisa berpasangan dengan rekan separtainya, Ganjar Pranowo.

PDIP juga sudah familiar berkoalisi dengan PKB. Saking dekatnya banyak yang menyebut PKB seperti “adik kakak” dengan PDIP. Paket Puan Maharani-Muhaimin Iskandar bisa menjadi alternatif. Peluang menang tentu saja besar. Puan Maharani representasi nasionalis. Sementara Cak Imin panggilan akrab Muhaimin Iskandar mewakili suara kaum nahdliyin.

Terbaru ada Sandiaga Salahuddin Uno. Cawapresnya Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Kabarnya Bang Sandi begitu kami memanggilnya, akan dicalonkan melalui PPP. Ada peluang duet Puan Maharani dan Sandiaga Uno.

Sekarang tinggal menunggu keberanian Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Puan Maharani punya kans untuk menang. PDIP tetap dalam “genggaman” trah Soekarno. Now or never!

Antara Jakarta – Bandung,
11 Jumadil Tsani 1444/4 Januari 2014
Tarmidzi Yusuf, Pembina PUAN MANIES