News  

Sederet Mal Legendaris Seputar Jakarta Yang Kini Lengang Seperti Kuburan

Pemandangan mal yang sepi kini tak asing lagi di Jakarta. Mal-mal yang dulunya pusat perbelanjaan legendaris, tempat nongkrong , kini lengang, diisi kios-kios yang sebagian besar tutup.

Penampakan ini semakin marak ketika pandemi Covid-19 merebak. Mal beberapa tahun lalu selalu ramai pengunjung, hingga memicu kepadatan arus lalu lintas, kini seakan tak menyisakan kejayaannya lagi.

Di saat bersamaan, Jakarta dan sekitarnya juga masih dipadati munculnya mal-mal baru dengan konsep modern.

 

Dari pantauan CNBC Indonesia, berikut mal-mal di Jakarta yang sepi parah:

1. Mal Ratu Plaza
Berlokasi di pusat kota Jakarta, tepatnya di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat ternyata tak membuat mal legendaris yang satu ini tetap ramai oleh pengunjung. Padahal, lokasi dari Ratu Plaza sendiri sangat strategis dan mudah diakses, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Lokasinya sangat dekat dengan halte Transjakarta dan kini bahkan sudah bisa diakses dengan MRT.

Mal terlihat sangat sepi pengunjung, eskalator banyak yang tidak berfungsi, pendingin ruangan juga banyak yang dimatikan, banyak kios yang tutup, hanya tersisa beberapa kios dengan merek ternama saja. Seperti iBox, DJi, hp, Samsung, Asus, Lenovo, IT Galeri yang masih buka. Bahkan tampak beberapa titik ada rembesan air.

Pengelola Ratu Plaza Jakarta mengatakan, tetap memasarkan kios atau ruang kosong untuk disewakan.

“Mal tidak dibiarkan sepi, manajemen tetap berusaha menyewakan ruang yang kosong dibantu dengan team marketing internal maupun melalui property agent,” kata Manajemen Pengelola Mal Shinta Lestari kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (9/1/2023).

Shinta menuturkan, sepinya Mal Ratu Plaza karena pemberlakuan kebijakan lockdown saat terjadinya pandemi Covid-19. Akibatnya, kata dia, pengunjung berkurang dan banyak toko yang tidak dapat meneruskan usahanya.

2. Plaza Semanggi
Dulu mal ini selalu dipadati pengunjung. Namun, pamornya kini redup, meski di tengah keramaian Jakarta. Terutama, sejak pandemi Covid-19 merebak 3 tahun lalu.

Lokasi mal ini strategis, berada di ‘jantung’ ibu kota, di wilayah Karet, Semanggi, dikelilingi gedung perkantoran, apartemen, dan kampus di sepanjang jalan Sudirman hingga Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, akses ke mal ini juga strategis, dapat dijangkau dengan angkutan umum, mobil pribadi, motor, bahkan ramah pejalan kaki bagi pekerja dan mahasiswa, maupun warga di sekitarnya.

Kini penampakan luar fisik mal legendaris ini pun seakan tak menyisakan cerita kejayaan masa lalu.

Di dalamnya, kios-kios banyak yang tutup, eskalator mati, dan bahkan tampak titik-titik langit-langit mal yang bocor, rembes air hujan. Untuk mengantisipasi adanya genangan, pihak mal memberikan keset yang setidaknya bisa menyerap tetesan air hujan tersebut, tapi tentu saja jadi tidak enak dipandang.

Dari lantai dasar sampai lantai 3A, tampak lorong kosong setengah remang-remang karena minimnya pencahayaan. Dulunya, lorong-lorong ini ramai pedagang pemilik kios. Bahkan, mulai Rabu (4/1/2023), jaringan toko kosmetik dan perawatan Watsons di Plaza Semanggi memutuskan tutup secara permanen.

Sementara itu, dalam upaya mengembalikan masa jayanya, pihak manajemen pengelola mal Plaza Semanggi menyebut pihaknya kini tengah melakukan survei untuk nantinya bisa diterapkan dalam konsep wajah baru dari Plaza Semanggi.

Corporate PR and Reputation Management Lippo Malls, Nidia N Ichsan mengatakan, rencana renovasi Plaza Semanggi sebenarnya sudah sejak sebelum pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020 lalu dan tertunda.

“Sebelum pandemi memang kita sudah merencanakan untuk melakukan renovasi Plaza Semanggi. Terus terkena dampak dari pandemi. Pandemi ini kan dampaknya terhadap bisnis ritel ini cukup luar biasa, dengan pemberlakuan PPKM dan segala macam itu memang sangat mempengaruhi jumlah pengunjung,” kata Nidia kepada CNBC Indonesia.

3. Pusat Elektronik Glodok
Tak jauh berbeda nasibnya dengan mal khusus seperti pusat penjualan barang elektronik di kawasan Glodok. Padahal 10 tahun yang lalu kawasan ini menjadi andalan masyarakat untuk mencari barang-barang elektronik

Tapi, kini Glodok City malah sepi bak kuburan. Tampak toko-toko tutup. Sebagian statusnya ditawarkan untuk sewa. Tapi ada juga yang tutup karena belum membayar pajak.

Pantauan CNCB Indonesia beberapa waktu lalu di Glodok City, tampak mal yang sempat hits di Jakarta ini lengang di setiap lantai. Apalagi, jika semakin ke dalam gedung mal. Bahkan, pemandangan yang disuguhkan bukan lagi transaksi jual beli barang elektronik. Seperti di lantai 2, terlihat beberapa toko menjual alat kesehatan seperti masker serta tisu. Sementara lantai dasar blok AKS yang berlokasi agak dalam terlihat banyak toko yang tutup, kurang lebih ada 10 toko.

Para pedagang pun mengakui bahwa sepinya pasar Glodok sudah terjadi sejak pandemi, kala itu satu per satu penyewa kios pergi. Magis pasar ini sebagai toko elektronik pun kian turun, akibatnya pedagang tidak lagi mengandalkan penjualan langsung.

“Glodok, trafiknya macet proyek MRT bikin macet, malnya bukan sosial, mal terlalu jualan. Konsep mal harus update,” kata Staff ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) Yongky Susilo belum lama ini.

Untuk menarik pengunjung, Yongky mengatakan bahwa masyarakat lebih senang berpergian untuk belanja sembari melakukan aktivitas sosial. Sebagian masyarakat juga masih banyak yang mengandalkan penjualan online untuk memenuhi kebutuhan barang elektroniknya.

Meski demikian, ada kecenderungan masyarakat mulai mencari langsung ke toko untuk mendapatkan pengalaman berbeda. Karena itu, pengelola mal harus berbenah untuk menangkap peluang ini.

4. Mal Grand Paragon
Mal Grand Paragon yang terletak di Jalan Gajah Mada, tepatnya di seberang Halte Transjakarta Mangga Besar. Suasana sepi menyelimuti mal yang satu ini, jauh dari hiruk pikuk pengunjung.

5. Blok M Mall
Mal yang dahulunya memiliki konsep unik karena terletak di bawah Terminal Bus Blok M dan dipadukan dengan taman kota, kini mal tersebut nampak lenggang dari pengunjung. Dulunya, mal ini menjadi tempat nongkrong muda-mudi Jakarta.

Lokasinya yang strategis, yaitu di Jalan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tak membuat Blok M Mall tetap mempertahankan kejayaannya.

6. Serpong Plaza
Bangunan mal terbengkalai yang berlokasi di Jalan Raya Serpong ini dari tampak luarnya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri. Pasalnya, mal ini sudah mati dan dibiarkan begitu saja oleh pihak manajemen pengelola mal.

Bangunan kosong tak berpenghuni ini sudah tidak digunakan sejak beberapa tahun silam, bangunan tampak menyeramkan meski dilihat dari luar bangunan.

7. Great Western Grand Serpong
Masih dari Serpong, jika Serpong Plaza sudah dibiarkan mati dan tak berpenghuni begitu saja, Great Western Grand Serpong merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang bisa dikatakan ‘hidup segan, mati tak mau’.

Bangunan yang menyatu dengan apartemen ini keduanya tampak sepi, baik dari pusat perbelanjaannya maupun apartemennya.

Berlokasi di dekat exit tol Tangerang, dan memiliki akses putar arah sendiri tepat di depan mal, tak membuat Mal yang satu ini menunjukkan kejayaannya.

Berdasarkan hasil pengamatan, sejak bertahun-tahun lalu mal ini memang tidak seramai mal di sekitarnya. Selalu lengang dan hening dari hiruk pikuk pengunjung.(Sumber)