Tekno  

Data Pengguna Bocor, Google+ Dihapus dan Dimatikan

Google akhirnya resmi memulai proses mematikan dan menghapus akun-akun consumer di Google+.

“Prosesnya sudah dimulai pagi ini (waktu setempat),” ujar juru bicara Google, seperti yang dikutip dari detikINET , Rabu (3/4/2019).

Google+ dimatikan karena jumlah penggunanya yang rendah, dan malah menjadi masalah keamanan bagi Google.

Setidaknya ada dua kebocoran data yang sudah diungkap oleh Google belakangan ini, yaitu bocornya sekitar 10 juta data pengguna Google+.

Kebocoran data pertama sempat disembunyikan oleh Google selama beberapa bulan, sampai akhirnya diungkap ke publik dan membuat Google memutuskan untuk mematikan platform media sosial tersebut.

Lalu kebocoran kedua membuat mereka mempercepat proses penutupan layanan tersebut, yang awalnya dijadwalkan pada bulan Agustus namun diubah menjadi bulan April. Selain itu, Google pun memang mengakui kalau Google+ gagal memenuhi ekspektasi mereka mengenai pertumbuhan jumlah pengguna.

“Meskipun tim engineering kami sudah berusaha keras dan berdedikasi untuk membangun Google+ selama beberapa tahun, layanan ini tak bisa mencapai jumlah pengguna ataupun adopsi developer, dan interaksi pengguna dengan aplikasi ini pun sangat terbatas,” tulis Google pada Oktober 2018 lalu.

Padahal, Google sebenarnya sudah berusaha keras untuk memaksa penggunanya memakai Google+. Seperti saat Google+ baru dibuka, Google memaksa penggunanya untuk membuat akun di platform tersebut jika mereka mau menulis komentar di layanan Google lain seperti YouTube.

Bahkan proses pembuatan akun Gmail pun harus melibatkan akun Google+. Namun tampaknya platform ini memang kalah saing dibanding platform media sosial lain seperti Facebook dan Twitter sehingga pertumbuhan jumlah penggunanya mandek.  [detik]