Tekno  

Kenapa Netizen Indonesia Sangat Barbar di Media Sosial?

Saya baru saja menyelami dan mencari tahu bagaimana perilaku netizen Indonesia ketika berinteraksi di media sosial seperti Twitter dan Instagram.

Berdasarkan hasil penelusuran, saya mendapatkan kesan bahwa mayoritas netizen di negara tercinta kita ini adalah tipikal orang-orang yang kurang bisa menerima pendapat orang lain dan cenderung menyerang orang secara personal apabila sudah tidak bisa lagi membantah argumen yang ditujukan kepadanya.

Saya merasa bahwa riset yang dilakukan oleh Microsoft dalam laporan Digital Civility Index (DCI) yang menunjukkan bahwa netizen Indonesia adalah pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara memang ada benarnya juga.

Yang terbaru, netizen Indonesia ramai-ramai menyerang akun Instagram dari grup band K-Pop asal Korea Selatan, yakni Blackpink terkait ditundanya laga Liga Indonesia antara Persib vs Persija di stadion Gelora Bung Karno akibat stadion tersebut dipakai untuk keperluan konser.

Jika dicermati banyak kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh netizen Indonesia pada akun instagram grup band Blackpink, menurut saya ini adalah tingkat barbar tertinggi dalam piramida tingkatan barbar netizen Indonesia.

Karena ini adalah grup band K-Pop dunia yang diikuti oleh banyak netizen dari berbagai negara, tentunya tingkah netizen Indonesia ini akan banyak disorot oleh netizen internasional.

Hal ini pastinya akan membuat malu nama Indonesia, terlebih dikhawatirkan ada salah satu netizen dari negara lain akan membuat konten mengenai kelakukan barbar netizen dari negara dengan kode telepon +62 ini.

Saya sendiri mencari tahu latar belakang mengapa netizen Indonesia amat barbar ketika berselancar di media sosial, setidaknya saya memiliki 2 alasan yang melarbelakangi hal tersebut.
1. Minimnya Literasi

Fakta ini membuat saya prihatin, tingkat literasi masyarakat Indonesia sangat rendah. Hal ini didukung dengan data terakhir yang dihimpun dari Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan OECD, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara dengan tingkat literasi rendah.

Kurangnya literasi mengakibatkan minimnya daya nalar masyarakat Indonesia sehingga ketika dihadapkan pada suatu persoalan masyarakat Indonesia cenderung bertindak sembrono tanpa berpikir panjang.

2. Merasa Paling Benar

Ketika sudah merasa memiliki pengetahuan lebih, netizen Indonesia akan merasa lebih superior. Mereka merasa bahwa pendapat mereka paling benar di antara yang lainnya, ketika ada seseorang berusaha untuk membantah argumen dalam suatu diskusi, mereka akan langsung menerkam bagaikan harimau. Memberikan komentar cacian kata-kata kasar, membahas kehidupan pribadi dari lawan debat mereka, hingga lebih buruk lagi yaitu melakukan body shamming terhadap lawan debat mereka.

Sebenarnya ada beragam latar belakang yang membuat tingkah netizen Indonesia sangat barbar. Namun menurut saya 2 hal ini adalah poin paling penting untuk mewakili karakter netizen negara Indonesia tercinta ini.

Saya berharap edukasi terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia lebih masif lagi dilakukan, meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia merupakan langkah awal dalam memberantas kebodohan di negeri ini sekaligus menciptakan SDM yang berkualitas dan tangguh.(Sumber)