News  

Mahfud MD: RI Lebih Luas Dari 20 Negara Eropa, Tapi Kasus Intoleransi Sedikit Bisa Dihitung Jari

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi laporan SETARA Institute tentang daerah intoleran di Indonesia.

Dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2023, Depok dan Cilegon disebut sebagai daerah paling intoleran. Salah satu kasusnya adalah mengenai sulitnya izin rumah ibadah.

“Saya harus mengakui belum mengikuti apa yang disampaikan oleh SETARA. Tetapi pemeringkatan seperti ini sudah sering dilakukan dan itu silakan saja menjadi acuan, salah satu acuan kita tentang adanya tempat tempat yang dianggap toleran atau intoleran atau tingkat toleransinya seberapa itu silahkan kita hargai sebagai hasil study,” kata Mahfud usai meresmikan gedung gereja GKI Yasmin di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/4/2023).

Mahfud kemudian mengungkapkan bahwa di tahun 2012 dirinya pernah didatangi utusan khusus Presiden Amerika Serikat Obama, yang mengurusi hubungan negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam).

Mahfud bercerita, dirinya ditanya tentang mengapa Indonesia memiliki banyak kasus intoleransi. “Pertanyaan sama. Apakah Indonesia ini punya konstitusi? Sudah tahu dia, ya punya karena saya Ketua Mahkamah Konstitusi saya bilang.

Kenapa di indonesia banyak intoleransi? Saya bilang anda menghitung dari mana? Sebelum anda menyebutkan, saya menyebutkan. Pada waktu itu masih ramai soal Yasmin, Parung Ahmadiyah, Lampung soal suku Bali diusir dari sana, terus Mataram Ahmadiyah, di mana lagi saya bilang?” ucapnya.

Mahfud kemudian menyebutkan bahwa kasus intoleransi di Indonesia masih sedikit atau bisa dihitung dengan jari. “Itu bisa dihitung jari tempat tempat intoleran itu.

Tetapi tempat-tempat toleran itu umat beragama terutama yang mayoritas (Islam) justru yang menegakan kebersamaan yang membela kelompok minoritas,” kata dia.

“Anda hitung, Indonesia ini luasnya melebihi 20 negara yang terbesar di Eropa. Diurut dari yang terbesar sampai urutan 20 masih luas indonesia. Tapi intoleransinya masih bisa dihitung dengan jari,” lanjut Mahfud.

Oleh sebab itu, Mahfud meminta warga tak khawatir karena negara akan selalu hadir untuk menegakan toleransi beragama dan keberadaban.

“Tetapi seperti yang saya katakan tadi dengan cara-cara yang paling mungkin, mungkin perlu waktu seperti Pak Bima sekian tahun, di sana sekian tahun tapi negara akan hadir untuk mengembalikan itu semua bahwa ada pemeringkatan silahkan aja tapi kita tetap mati-matian mempertahankan konstitusi kita,” pungkasnya.

Seperti diketahui, SETARA Institute merilis laporan Indeks Kota Toleran. Hasil scoring kota toleransi tertinggi adalah Singkawang, Kalimantan Barat, kedua Salatiga, Jawa Tengah dan urutan ketiga Bekasi, Jawa Barat. Sementara untuk kota toleransi terendah adalah Kota Cilegon, disusul Depok dan Padang.(Sumber)