4 Alasan Mengapa Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto Cocok Berpasangan di Pilpres 2024

Airlangga Hartarto masih menjadi primadona dan pusat perhatian menyusul semakin dekatnya Pilpres 2024. Setelah menjadi figur pertama yang mampu membangun koalisi politik untuk menghadapi Pilpres 2024 bersama PPP dan PAN, Airlangga Hartarto kembali membuat gebrakan dengan wacana koalisi besar.

Pembentukan koalisi besar ini nantinya akan melibatkan Partai Gerindra dan PKB yang sebelumnya telah tergabung dalam KIR (Koalisi Indonesia Raya). Jika koalisi ini terbentuk, maka akan terwujud sebuah bangunan koalisi politik yang kuat dengan bobot lebih dari 20% parliamentary threshold.

Yang lebih luar biasa lagi, bangunan koalisi ini bisa memunculkan banyak alternatif kepemimpinan untuk dicalonkan maju sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres). Pasangan teranyar yang digadang-gadang akan lahir dari koalisi ini mengerucut ke dua tokoh sentral, yakni Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto.

Kedua tokoh ini adalah figur yang paling tepat untuk dicalonkan sebagai Capres-Cawapres dari koalisi besar. Setidaknya, kami menghitung ada 4 hal mengapa Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto layak dicalonkan sebagai Capres-Cawapres dari koalisi besar. Berikut ke-4 hal tersebut.

1. Kesamaan Platform

Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto memiliki kesamaan platform ideologi dalam soal pembangunan. Airlangga Hartarto adalah kader Partai Golkar, partai yang telah dibesarkan mantan Presiden Soeharto selama puluhan tahun lamanya. Sedangkan Prabowo Subianto adalah mantan menantu Soeharto.

Selain itu, Prabowo Subianto sebelum mendirikan Partai Gerindra, ia juga pernah menjadi kader Partai Golkar. Substansi ideologi yang dimiliki Prabowo Subianto jelas adalah ideologi karya kekaryaan. Hal tersebut tak bisa dipungkiri.

Bisa terlihat pula dalam perjalanan politik Partai Gerindra. Partai ini memiliki ideologi jalan tengah yang juga serupa dengan Partai Golkar. Meski belakangan, Partai Gerindra seringkali diasosiasikan dengan ideologi kanan yang condong ke golongan tertentu. Tetapi pada dasarnya, Partai Gerindra adalah partai moderat yang serupa dengan Partai Golkar.

Hingga kemudian, menghasilkan pribadi-pribadi seperti Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto. Khusus Prabowo Subianto misalnya, ia sebelumnya beroposisi terhadap pemerintahan Jokowi, tetapi belakangan merapatkan barisan membangun koalisi yang sama dengan Presiden Jokowi. Ini adalah fakta yang menyenangkan.

2. Kombinasi Sipil dan Militer

Jika berpasangan sebagai Capres dan Cawapres, entah bagaimana komposisinya, Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto akan menjadi pasangan ideal. Prabowo Subianto memiliki latar belakang militer yang kental. Ia pernah memimpin Kopassus, dan sekarang pun jabatannya lekat dengan militer sebagai Menteri Pertahanan RI.

Bagaimana dengan Airlangga Hartarto? Ia adalah putra terbaik bangsa, kader terbaik Partai Golkar, seorang teknokrat yang utuh. Ia dibesarkan dari lingkungan akademis nan heroik. Kakeknya adalah seorang pahlawan kemerdekaan di Jawa Barat, ayahnya pun memiliki jejak positif sebagai seorang menteri di era Orde Baru.

Urusan akademis tak perlu dipertanyakan, Airlangga Hartarto memiliki jejak yang gemilang. UGM, Monash University dan Melbourne University jadi saksi kegemilangan Airlangga Hartarto dalam merengkuh ilmu pengetahuan. Ketika menjabat sebagai menteri pun ia sangat berprestasi. Kapasitasnya mampu menghindarkan Indonesia dari krisis ekonomi saat pandemi Covid-19 mendera.

3. Sudah Saling Padu

Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto sudah saling mengenal dan mengerti pola kerja masing-masing minimal ketika mereka sama-sama menjalani karir sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Jokowi. Airlangga Hartarto menduduki jabatan sebagai Menko Perekonomian, sedangkan Prabowo Subianto menjabat Menteri Pertahanan.

Berada dalam satu kabinet, membuat keduanya tentu sudah saling mengenal bagaimana pekerjaan masing-masing. Keduanya bukan menteri kabinet yang kontroversial. Pemberitaan keduanya juga senantiasa diisi oleh hal yang positif. Prabowo Subianto berhasil menguatkan atase pertahanan RI, sedangkan Airlangga Hartarto adalah figur sentral yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi masalah ekonomi negara.

Kerja-kerja keduanya juga tak pernah bertentangan, keduanya saling dukung dalam semangat dan visi yang sama. Baik Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto jadi simbol dari keberlanjutan pembangunan Presiden Jokowi. Ketika keduanya berpasangan, akan menghasilkan kepemimpinan yang komprehensif.

4. Dukungan Politik

Wacana pembentukan koalisi besar yang diinisiasi Airlangga Hartarto dengan mengikutsertakan PPP, PAN, Partai Gerindra dan PKB dipercaya akan menjadi satu kekuatan politik yang dahsyat di Pemilu 2024. Koalisi ini mencakup kekuatan sentral politik Islam dan nasionalis. Sisi kanan dan tengah akan terisi dari koalisi ini.

Secara dukungan parlemen, Partai Golkar meraih 17.229.789 (12,31 persen) suara dengan jumlah kursi DPR sebanyak 85, Partai Gerindra meraih 17.594.839 (12,57 persen) suara dengan jumlah kursi sebanyak 78. Lalu PKB meraih 13.570.097 (9,69 persen)suara dengan jumlah kursi di parlemen sebanyak 58.

Setelah itu, PAN meraih 9.572.623 (6,84 persen) suara dengan jumlah kursi 44 di DPR dan PPP meraih 6.323.147 (4,52 persen) suara dengan jumlah kursi 19 di DPR. Jika ditotal, koalisi besar memiliki jumlah dukungan 284 kursi DPR RI, tentu lebih dari 20% parliamentary threshold.

Dukungan sebesar ini tentu akan memudahkan jalannya pemerintahan. Belum lagi dengan rencana partai non parlemen untuk turut bergabung dalam koalisi besar. Parlemen dan pemerintah akan saling mendukung. Program-program pemerintahan akan mendapat sokongan politik dari parlemen. Dengan komando dari Partai Golkar dan Gerindra, partai koalisi di parlemen akan memunculkan spektrum politik yang bermartabat dan kuat. {golkarpedia}