Ganda Putra Indonesia Dominasi 5 Besar Ranking BWF

Ganda putra Indonesia mendominasi lima besar ranking BWF dalam daftar yang akan dirilis pekan depan. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon masih nomor satu.

Indonesia untuk kali pertama sukses menempatkan tiga wakilnya di lima besar ranking dunia. Kevin/Marcus yang masih menempati posisi puncak, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di peringkat empat, serta Fajar Alfian/Mohammad Rian Ardianto menyeruak ke peringkat lima.

Minions tak akan tergeser meski mereka terhenti di semifinal Singapura Terbuka. Pekan depan mereka akan mengemas 108.103 poin dari tambahan 6.420 poin di turnamen itu.

Begitu dengan Hendra/Ahsan yang rankingnya tak akan berubah. Saat ini Hendra/Ahsan memiliki poin saat ini 73.060. Setelah menjadi runner-up, perhitungan the Daddies akan ditambah 7.800 sehingga berubah menjadi 80.860 poin pada pekan depan.

Sedangkan peringkat kedua dan ketiga masih akan dihuni Li Junhui/Liu Yuchen dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Pada pekan depan, poin Li/Liu mencapai 92.555. Sedangkan Kamura/Sonoda memiliki 89.896 poin.

Perubahan hanya terjadi pada peringkat Fajar Alfian/Mohammad Rian Ardianto. Pada perhitungan poin pekan depan, keduanya akan naik ke peringkat lima dengan poin 75.555. Itu setelah ditambahkan 5.040 poin dari hasil maju hingga perempatfinal untuk menggeser ganda China, Han Chengkai/Zhou Haodong ke peringkat enam.

Menanggapi pencapaian atlet Indonesia, legenda hidup Christian Hadinata mengapresiasi dan menyebut sukses itu layak didapatkan Kevin Sanjaya Cs. “Dari sisi kualitas dan prestasi ya memang mereka layak masuk dalam lima besar ya,” kata Christian kepada detikSport, Minggu (14/4/2019).

Christian tak mengingat detail kapan terakhir kali ganda Indonesia mendominasi ima besar rangking dunia. Tapi dia bilang, hal tersebut merupakan pencapaian bagus karena perhitungannya berbeda antara dulu dengan sekarang.

“Dulu-dulu sih seingat saya perhitungannya beda dengan sekarang. Dulu katakan lah lebih fleksibel, dulu itu peringkat satu sampai 16 besar, tak seketat sekarang. Kalau 1 sampai 16 besar saya rasa tak hanya kita tapi negara lain bisa lebih dari dua karena persyaratannya lebih longgar. Kalau sekarang satu sampai delapan itu pun kuotanya hanya dua saja. Meskipun kita masuk tiga atau empat pasang, tetap yang masuk hanya dua saja (lolos kualifikasi Olimpiade),” ujar dia. [detik]