Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi mendapat angka 82% dalam survei yang dirilis LSI, Rabu (3/5). Dengan hasil itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai Jokowi bisa jadi salah satu faktor penentu keterpilihan di Pilpres 2024.
“Capres-capres [dalam survei] ini punya peluang, dukungan partai juga solid. Tapi yang menarik adalah, faktor penentu soal siapa yang akan memainkan peran ini. Pak Jokowi menurut saya punya positioning strategis karena kepuasan publiknya melebihi elektabilitas semua partai,” kata Bahlil usai rilis survei LSI secara daring, Rabu (3/5).
“Jadi hati-hati, capres-capres kalau mau jauh-jauh dari Pak Jokowi hasilnya tahu sendiri. Ini saya jujur, bagi capres yang mau menang, maka baik-baiklah dengan Jokowi.”
Bahlil kemudian menyinggung capres yang ingin menjadi antitesa Jokowi. Menurutnya, jadi antitesa Jokowi sebenarnya sah-sah saja, tapi hasilnya sudah bisa ditebak karena tingkat kepuasan pada program dan kinerja Jokowi saat ini sangat tinggi.
“Di situ (survei) ada yang mengatakan, ‘Apakah setuju presiden ke depan melanjutkan program Jokowi?’ [Hasilnya] 60% setuju. Jadi kalau setuju [mayoritas], kemudian ada capres yang bikin tidak setuju dengan program Jokowi. Itu sama saja kalau dalam ilmu basic training gali lubang untuk kuburan sendiri-sendiri,” ucapnya.
Dengan hasil ini, Bahlil membantah jika komunikasi politik yang dilakukan Jokowi akhir-akhir ini adalah untuk cawe-cawe. Sebab sebenarnya capres-capres inilah yang butuh dukungan Jokowi, bukan sebaliknya.
“Kenapa? Karena capres-capres ini sadar karena figur Jokowi ini sangat menentukan siapa yang bisa menang pertarungan ke depan,” tegas Bahlil.
Bahlil juga menyinggung soal keberhasilan Jokowi menekan inflasi pasca-pandemi. Menurutnya, hal ini tak lepas dari strategi Jokowi yang out of the box dan tidak bisa dilakukan hanya dengan modal membaca buku dan pidato saja.
“Cara berpikir ini butuh pemimpin yang tak hanya pandai pidato, pandai baca buku. Baca buku penting, pidato penting, tapi pengalaman juga penting. Ini kondisi dunia sedang tidak bagus, dibutuhkan leadership dan pengalaman, jangan pengalamannya cuma di atas meja terus. Menyelesaikan masalah bangsa ini tak cukup teori, harus turun ke lapangan,” pungkasnya.
Salah satu partai pemerintahan, NasDem, sebelumnya menjadi partai pertama yang mendeklarasikan capresnya di Pilpres 2024. Namun dukungan partai besutan Surya Paloh kepada Anies Baswedan itu menuai kritik dari partai lain di pemerintahan karena sosok Anies yang dianggap sebagai antitesa Jokowi.
Saat ini Anies sudah resmi didukung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari NasDem, PKS, dan Partai Demokrat.(Sumber)