News  

Kritisi PLN, Iwan Karna: Nusa Penida Butuh Listrik Besar Bukan Sementara

Penanganan masalah keluhan warga terkait pemadaman listrik bergilir di wilayah Nusa Penida, Klungkung, oleh PLN dianggap setengah hati. Mantan Ketua KNPI Bali I Putu Gede Indriawan Karna mengatakan, pengerahan beberapa unit genset berkapasitas 50 kVA- 250 kVA oleh PLN bukan solusi tepat. Termasuk pengaktifan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) + Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 3,5 MWp.

“Menurut saya, itu bukan solusi jangka panjang. PLN dan pemerintah seharusnya mulai memikirkan pemenuhan kebutuhan listrik Nusa Penida secara serius. Terutama melihat geliat pariwisata dan ekonomi Nusa Penida saat ini,” ujar pria yang akrab disapa Iwan itu, Jumat (7/7/2023).

Bahkan, menurut Iwan, kebutuhan listrik Nusa Penida yang saat ini disebut PLN sebesar 10,7 MW harusnya bisa ditingkatkan lagi. Mengingat selain masyarakat, industri pariwisata di Nusa Penida yang meningkat, harus mendapat pasokan listrik yang besar dan layak.

“Bukan level PLN jika listrik di Nusa Penida hanya 10,7 MW. Harusnya bisa sampai 20 MW untuk 3 Pulau NUSA . Ini jika mengacu industri pariwisata Nusa Penida yang sedang tinggi-tingginya. Tentu pelaku pariwisata juga membutuhkan pasokan listrik yang layak dan konstan,” ujar cucu Nyoman Mokoh, tokoh Nusa Penida ini.

Dia menambahkan, hal ini juga penting, mengingat perbaikan sarana transportasi laut menuju Nusa Penida tidak diimbangi dengan infrastruktur yang ada di Nusa Penida sendiri. Salah satunya listrik.

“Ini yang dilupakan. Jangan sampai kemudahan akses wisatawan ke Nusa Penida tidak diimbangi dengan infrastruktur. Tidak hanya listrik. Juga jalan dan fasilitas lainnya,” imbuh putra Hakim Bom Bali almarhum I Made Karna Parna, SH, ini.

“RUPTL bukan hanya untuk jangka panjang tapi harus ada jangka pendek dan mendesak. Silakan cek jumlah wisatawan 3 bulan terakhir ini,” imbuhnya.

Untuk itu, dia berharap agar pemerintah, baik Pemkab Klungkung dan Pemprov Bali bisa duduk bersama dengan PLN untuk solusi terbaik kelistrikan Nusa Penida ke depan. “Tentu dari segi PAD, melihat pariwisata Nusa Penida saat ini, pasti PAD meningkat. Sehingga wajar, jika Pemda baik di Klungkung maupun Provinsi Bali, mengajukan tambahan pasokan listrik untuk Nusa Penida,” tandas Iwan.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Kecamatan Nusa Penida merasakan pemadaman listrik bergilir sejak hampir sebulan ini. Padahal saat ini Nusa Penida menjadi pulau wisata favorit wisatawan manca negara. Kondisi ini banyak dikeluhkan, mengingat wisatawan tengah banyak yang berkunjung ke Nusa Penida dan menempati penginapan milik warga setempat.

Belum lagi usaha restoran dan cafe yang membutuhkan pendingin daging dan sayur rusak dan tidak segar lagi dan harus dibuang serta kerusakan alat-alat listrik dan elektronik lainnya. Sebelumnya diberitakan, salah seorang warga Desa Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, Ketut Kusetiawan, Sabtu (1/7/2023) mengungkapkan, pemadaman listrik rutin dia rasakan sejak empat hari terakhir ini.

Kondisi itu menurutnya sangat mengganggu lantaran pemadaman dilakukan saat dirinya sangat membutuhkan listrik, yakni sekitar pukul 19.00-21.00. “Pemadamannya saat malam hari, tentu saja sangat menyusahkan,” ungkapnya.

Apalagi dia juga memiliki penginapan yang saat ini tengah ditempati oleh wisatawan. Sehingga dia kerap menerima komplain dari wisatawan yang menginap saat pemadaman berlangsung. Atas hal itu, dia mengaku sudah menyampaikan keluhan ke PLN.

Oleh pihak PLN, dia diminta bersabar karena tengah ada perbaikan pembangkit listrik di Nusa Penida yang menyebabkan defisit listrik sehingga terpaksa dilakukan pemadaman listrik bergilir. “Tamu-tamu terus komplain karena listriknya padam,” katanya.

Selain menyebabkan wisatawan terganggu, Wakil Ketua DPRD Klungkung, I Wayan Baru mengungkapkan pemadaman listrik juga membuat peralatan elektronik rusak berdasarkan keluhan masyarakat yang disampaikan kepada dirinya. Karena itu, Wayan Baru meminta pihak PLN untuk mengambil langkah cepat untuk mengatasi persoalan listrik di Nusa Penida ini.

“Masyarakat sudah komplain ke pihak PLN. Seharusnya segera mengambil langkah cepat untuk penambahan mesin genset untuk mengatasi kerusakan pembangkit listrik karena dari dulu sudah sering terjadi mati lampu untuk Nusa Penida,” beber Wayan Baru.

Dikonfirmasi terpisah, Manajer PLN ULP Klungkung, Lutfi Abdilah menjelaskan mengungkapkan, pemadaman listrik bergilir itu dilakukan lantaran terjadi defisit listrik sebesar 2,2 MW-2,3 MW akibat rusaknya satu dari tujuh PLTD Nusa Penida.

Dia mengaku sudah melakukan penanganan jangka pendek dengan mendatangkan 10 genset dari Jawa Timur dengan total daya sekitar 1,5 MW. “Kalau penambahan 10 genset ini masuk, kemungkinan sudah bisa menutupi defisit walaupun ada sedikit kekurangan tidak bakal sebesar seperti sekarang. Kami perkirakan besok sudah beroperasi,” katanya.

Sementara untuk penanganan jangka panjang, PLN akan melakukan penambahan kapasitas pembangkit sekitar 3 MW. Di mana beban puncak penggunaan daya di Nusa Penida saat ini mencapai 10,7 MW. “Kami sudah siapkan nanti penambahan kapasitas pembangkit sekitar 3 MW tetapi mungkin akan operasi di pertengahan Juli,” tandasnya.

Sementara General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali, I Wayan Udayana menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang sangat tinggi di Nusa Penida, PLTD sebanyak 7 unit yang masing-masing berkapasitas 1,4 Megawatt (MW), harus beroperasi 24 jam terus menerus tanpa pemeliharaan, dan puncaknya unit 2 mengalami gangguan.

Mengatasi kondisi ini dalam jangka pendek, PLN melakukan penambahan beberapa unit genset berkapasitas 50 kVA- 250 kVA. “PLN memobilisasi 23 unit genset dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB yang dioperasikan sementara untuk mengatasi defisit daya di Nusa Penida,” katanya sembari menambahkan untuk perbaikan 2 unit PLTD masih on progress dan diharapkan segera dioperasikan dalam beberapa hari ini.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) + Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 3,5 MWp pun turut dioperasikan pada malam hari khususnya pada saat beban puncak dengan maksimum durasi pengoperasian mencapai 2 jam.

“Untuk jangka panjang, PLN memastikan untuk memasukkan rencana pengembangan kelistrikan Nusa Penida ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebagai upaya mengantisipasi pertumbuhan pembangunan di Nusa Penida,” tambahnya.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi, PLN juga bersinergi dengan berbagai pihak antara lain Bupati Klungkung dan forkompinda serta seluruh kepala desa se-Nusa Penida.

“Kami mengapresiasi Bupati Klungkung serta perangkat desa se – Nusa Penida yang telah membantu PLN dalam memberikan informasi kepada masyarakat, dan berharap sinergi ini terus terjalin,” imbuhnya.

Udayana menegaskan PLN pun berupaya meringankan kesulitan masyarakat dengan memberi bantuan lampu emergency yang dapat dimanfaatkan saat terjadinya listrik padam akibat dari adanya kondisi defisit daya. Terakhir, ia berharap dukungan dan doa dari seluruh pihak dan masyarakat agar upaya yang sedang dilakukan PLN dapat berjalan lancar, dan kondisi kelistrikan Nusa Penida dapat segera normal secepatnya. {golkarpedia}