News  

Daging Ayam Mahal Karena Pakan Ternak Melonjak, Apa Solusi Pemerintah?

Harga daging ayam saat ini sedang mahal dan menjadi penyumbang pada inflasi Juni 2023. Berdasarkan data harga di Badan Pangan Nasional (Bapanas), daging ayam ras telah menembus Rp 42.520 per kilogram di DKI Jakarta.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengungkapkan melonjaknya harga daging ayam disebabkan naiknya harga jagung yang merupakan bahan dasar mayoritas pakan ternak. Menurutnya, jika harga jagung tidak bisa ditekan, harga daging ayam juga sulit untuk turun.

“Karena harga jagung akan berpengaruh pada tinggi dan rendahnya harga pakan. Pengeluaran utama budidaya ayam broiler itu ada di pakan. Sementara pakan 70 persen di antaranya adalah jagung. Jadi kalau harga jagung tidak turun, akan sulit menurunkan harga ayam,” ujar Khudori kepada kumparan, Sabtu (8/7).

“Saat ini, harga jagung di atas HAP (Harga Acuan Pangan), semestinya kan Rp 3.750 kalau mengacu Bapanas,” imbuhnya.

Khudori mendorong pemerintah melakukan intervensi terhadap permasalahan jagung ini. Apalagi, ia memperkirakan bulan depan harga pangan akan semakin merangkak karena adanya ancaman El Nino.

“El Nino sekarang belum terasa dampaknya, indeksnya masih di bawah, masih lemah. Diperkirakan puncaknya bulan depan, jadi siap-siapa saja ada kejutan,” tutur Khudori.

Lebih lanjut, Khudori menilai kenaikan harga jagung disebabkan minimnya pasokan yang tersedia dalam negeri. Ia menyarankan pemerintah mengambil langkah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jagung untuk beberapa bulan ke depan, misalnya dengan impor atau memberikan subsidi pada rantai pasokan.

“Karena jika stok cukup misalnya, masalahnya harga tinggi di produsen, langkah subsidi angkutan seperti yang ditempuh selama ini bisa dipilih. Bukan hanya Bapanas, Pemda bisa membantu mensubsidi ongkos angkut ini. Jika ternyata stok terbatas, tak ada salahnya dibuka impor terbatas,” tutur Khudori.

Mendag Masih Enggan Impor Jagung untuk Tekan Harga Daging Ayam

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas memastikan tidak akan mengimpor jagung yang menjadi pakan ternak. Ia mengatakan impor jagung dikhususkan untuk keperluan industri.

Ketika dikonfirmasi apakah Kemendag akan memberikan subsidi terhadap pakan, Zulhas mengatakan akan memberikan subsidi jika harga sudah terlampau mahal. Ia mengaku subsidi pernah diberikan pada tahun 2022.

“Dulu kalau jagungnya mahal disubsidi, tapi kan sekarang masih Rp 5.000, kalau sampai Rp 6.000. Dulu kita tahun lalu di subsidi sampai Rp 1.500 per kilogram,” ujar Zulhas di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (6/7).(Sumber)