News  

Belanja Iklan di FB dan IG: Prabowo Rp.5,3 Miliar, Ganjar Rp.2 Miliar, Anies Rp.154 Juta

Sejumlah politikus dan partai politik rupanya sudah mulai menggelontorkan belanja iklan di Facebook dan Instagram. Meta, perusahaan induk media sosial tersebut, melaporkan nilai transaksi terkait politik dan pemilu di Indonesia mencapai puluhan miliar rupiah.

Meta memang memiliki kebijakan transparansi nilai belanja iklan, terutama pada topik iklan isu sosial, pemilu, dan politik. Perusahaan raksasa teknologi itu menyediakan data yang bisa diakses publik sejak 4 Agustus 2020 dan masih terus berlangsung hingga saat ini.

Berdasarkan data 4 Agustus 2020 hingga 7 Juli 2023, nama bacapres Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan ada dalam data meta tersebut. Sebagian besar belanja iklan itu digelontorkan oleh akun-akun yang mengatasnamakan relawan.

Prabowo Paling Besar
Belanja iklan di Facebook dan Instagram terhadap nama Prabowo Subianto ternyata paling besar di antara nama bacapres lainnya. Nilai belanja iklan Prabowo sudah mencapai Rp 5.303.285.660 dalam tiga tahun terakhir.
Kami sudah menghubungi jubir Prabowo, Dahnil Anzar Simanjutak, terkait angka tersebut. Namun, Dahnil belum meresponsnya hingga berita ini ditulis.

Berdasarkan data Meta, ada 19 akun yang terkait dengan iklan Prabowo di Facebook dan Instagram. Sebanyak 18 akun di antarannya adalah akun relawan, sementara satu akun adalah akun Prabowo sendiri.

Biaya yang digelontorkan relawan Prabowo nilainya mencapai Rp 982.883.183 atau 18,53 persen dari total seluruh belanja iklan yang dilakukan sejak 4 Agustus 2020-7 Juli 2023. Sementara 81,47 persen sisanya atau Rp 4.320.402.477 dibelanjakan sendiri melalui akun official Prabowo.

Konten-konten yang diiklankan pun cukup variatif. Mulai dari membahas kunjungan Prabowo di sebuah daerah, Prabowo saat menjadi tamu kehormatan sebuah acara, hingga kegiatan silaturahmi bersama politikus lain.

Setiap konten yang diiklankan dalam akun Prabowo Subianto bertarif lebih dari Rp 1 juta dengan impresi audience per kontennya bisa mencapai 500 ribu hingga 1 juta lebih. Tak hanya akun Facebook, Prabowo juga memanfaatkan Instagram untuk menarik perhatian netizen

Sebelumnya, Prabowo sendiri sudah mendeklarasikan dirinya maju kembali menjadi capres 2024 sejak tahun lalu, tepatnya saat Rapimnas Gerindra. Prabowo memang jadi yang lebih dulu mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden.
ADVERTISEENT

“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, setelah saya mempelajari dan mendengarkan dengan saksama sikap setiap DPD dan setiap sayap partai yang mengharapkan saya untuk menerima pencalonan sebagai Presiden RI tahun 2024,” kata Prabowo di Rapimnas Gerindra di SICC, Bogor, Jumat (12/8/2022).

Belanja Iklan Ganjar Tembus Rp 2 Miliar
Berbeda dengan Prabowo, iklan Ganjar Pranowo di Facebook dan Instagram baru mencapai Rp 2.012.514.658. Data ini diperoleh dari 223 akun yang seluruhnya merupakan akun relawan yang disokong Ganjar Nusantara Indonesia (GNI), GanjarFans, dan terdapat juga akun perseorangan yang membiayai.

Belanja iklan untuk Ganjar seluruhnya berasal dari relawan dengan angka paling besar mencapai Rp 117.519.924. Ganjar Nusantara Indonesia (GNI) setidaknya menyokong pembiayaan belanja iklan terhadap 205 akun terkait Ganjar.

PDIP sudah mendeklarasikan Ganjar sebagai capres pada 21 April 2023. Tercepat kedua di antara bacapres 2024 lainnya.

“Oleh kongres kelima PDIP saya telah mendapat mandat dan hak prerogatif untuk menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung oleh PDIP,” beber Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4).
Iklan Anies Cuma Rp 154 Juta

Nilai belanja iklan Prabowo dan Ganjar yang mencapai miliaran rupiah begitu kontras jika dibandingkan dengan belanja iklan yang dilakukan Anies Baswedan. Iklan Anies di medsos besutan Mark Zuckerberg itu baru mencapai Rp 154.715.571.

Serupa dengan Ganjar, akun-akun yang menyokong belanja iklan Anies masuk dalam kategori sebagai akun relawan. Mereka adalah Fakta Anies, Suara Anies, hingga Aksi Tanggap Anies. Ada juga akun perseorangan yang belanja iklan untuk mensponsori konten-konten terkait Anies Baswedan.

Belanja iklan yang dilakukan relawan Anies paling besar berada di angka Rp 117.519.924. Terbesar kedua merogoh kocek hingga Rp 42.097.484. Kontribusi keduanya berasal dari akun relawan dengan nama Fakta Anies. Total terdapat 19 akun relawan yang membeli iklan untuk kepentingan Anies capres di pemilu 2024.

NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres di Pemilu 2024 pada 3 Oktober 2022.
“Saya minta Saudara untuk mengawal, mengawal pencalonan Partai NasDem terhadap Saudara Anies Baswedan,” ucap Surya Paloh dalam pidato di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

Aktivitas Facebook Prabowo, Anies, dan Ganjar
Sementara itu, dilihat dari aktivitas di Facebook, Prabowo Subianto unggul dalam membangun interaksi di medsos yang mencapai 9.255.957.

Total interaksi Ganjar Pranowo di Facebook jauh lebih rendah dengan angka hanya mencapai 1.785.933. Sementara, Anies Baswedan tak terlalu jauh dengan Ganjar, yakni hanya mencapai 735.974.

Persentase engagement media sosial Facebook mereka pun juga terekam. Hasilnya, Prabowo berhasil menarik banyak perhatian, karena konsistensinya memanfaatkan jasa belanja iklan di medsos.

Meskipun angkanya tak sampai 1 persen, Prabowo unggul dengan 0,86 persen menarik engagement pengguna medsos di Facebook maupun Instagram. Kemudian, disusul dengan Anies Baswedan sebesar 0,53 persen dan Ganjar Pranowo sebanyak 0,31 persen.

Kampanye Belum Dimulai
Menurut dosen Ilmu Politik UI, Aditya Perdana, pembiayaan kampanye hanya bisa dilakukan oleh peserta pemilu. Misalnya, kata dia, kalau pilpres ya capresnya dan kalau caleg adalah calegnya. Persoalannya, masa kampanye pun hingga saat ini belum mulai. Menurut timeline KPU, masa kampanye baru dilakukan 28 November 2023-10 Februari 2024.

“Untuk saat ini masih disebut sosialisasi, bukan kampanye. Pertanyaan berapa besarannya, pasti sangat besar banget. Jadi, kalau disebut angkanya Rp 5 miliar sampai Rp 8 miliar buat ukuran di partai politik itu kecil,” kata kata Aditya saat dihubungi kumparan, Selasa (11/7).

Meski begitu, menurutnya, data Meta bisa jadi gambaran publik untuk melihat besaran biaya kampanye di media sosial. Terlebih, kata dia, kita bisa melihat targeted audience-nya dengan lebih mudah.

“Kalau biaya bisa tanya ke mereka (pihak meta). Sebenarnya bisa kita tanya ke pihak Meta untuk tahun 2019 misalnya, spending caleg capres untuk kampanye itu berapa, di instagram atau facebook. Karena itu di ranah abu-abu, kalau di socmed,” katanya.

Menurut Facebook, belanja iklan di platform Meta (Facebook, Messenger, Instagram, atau Meta Audience Network) bisa dilakukan dalam budget berapa pun dengan hasil yang menyesuaikan. Jumlah pasti berapa biaya sebuah iklan baru muncul setelah pengguna meng-set budget dan melakukan penawaran.

“Kalau Anda mau membayar 5 dolar AS per minggu, bisa. Kalau Anda mau menghabiskan 50 ribu dolar AS, bisa juga,” tulis laman Meta Business Help Center.

Nah, kalau ingin mengiklan dengan target audiens lebih dari 200 ribu orang, dengan biaya tetap (fiks) yang sangat besar seperti yang dilakukan partai, maka kita bisa menggunakan metode pembayaran Reach & Frequency. Metode ini memungkinkan pengguna bisa mengatur berapa kali pengguna melihat iklan tiap minggu.

Puan hingga Airlangga Juga Belanja Iklan
Sementara, nama-nama lain juga terlihat mencoba layanan belanja iklan untuk mempromosikan dirinya sebagai seorang politikus. Bahkan, Puan Maharani telah menghabiskan Rp 2,1 miliar untuk mensponsori konten-konten kegiatan politiknya. Ini lebih besar dari anggaran yang dihabiskan untuk Ganjar.

Kami lalu mengajukan pertanyaan kepada Ketua DPP PDIP Said Abdulah. Namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada respons terkait hal tersebut.

Di posisi kedua, ada nama Airlangga Hartanto yang telah menghabiskan Rp 1,3 miliar untuk iklan di Facebook dan Instagram. Pendatang baru di dunia politik, Giring Ganesha, yang dahulu juga sempat digadang-gadang sebagai capres besutan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini telah menghabiskan Rp 710 juta.

Jubir PSI, Sigit Widodo angkat bicara terkait belanja iklan yang dilakukan PSI dan Giring Ganesha. Ia sendiri tak menampik soal anggaran PSI kebanyakan untuk iklan di media sosial.

“Kebanyakan anggaran iklan PSI memang digunakan untuk iklan di media sosial. Ini sudah kami lakukan sejak sebelum Pemilu 2019. Bukan cuma sekadar karena menyasar anak muda, tapi memang kebanyakan pemilih PSI adalah pengguna medsos. Dan media sosial lebih mudah untuk targeting ke segmen tertentu dibandingkan media lainnya, apalagi media tradisional,” jelas Sigit kepada kumparan, Rabu (12/7).

Sementara, soal pembelanjaan iklan Giring yang besar, Sigit perlu mencari tahu apakah iklan tersebut seluruhnya didanai PSI atau tidak. Bisa jadi Giring memasang iklannya sendiri.

Namun, jika dilihat dari data yang kami peroleh melalui Meta, belanja iklan sebesar Rp 474 juta memang dibiayai sendiri. Terdapat juga akun Giring Ganesha yang pembiayaannya disokong atas nama PSI sebesar Rp 235 juta.

“Artinya yang 400-an juta itu bukan PSI, ya, tapi Bro Giring sendiri. Yang didanai PSI hanya 200-an juta. Kalau hanya Rp 200-an juta dari Rp 700 juta tadi, bukan mayoritas juga kan? Wajar saja kalau sebagian digunakan untuk iklan konten buatan Ketum,” tutup Sigit.(Sumber)