News  

LHKPN Menpora Dito Ariotedjo Rp.282 Miliar, Mayoritas Hadiah Berbentuk Properti

Menpora Dito Ariotedjo mempunyai harta kekayaan sebesar Rp 282 miliar. Hal tersebut berdasarkan data LHKPN yang dilaporkan ke KPK pada 12 Juli 2023.

Sebagian besar asetnya itu terdiri dari tanah dan bangunan. Ia tercatat mempunyai lima aset terkait hal tersebut senilai total Rp 187.595.355.600.

Dalam LHKPN KPK, empat di antara aset tersebut tercatat berstatus hadiah. Nilainya sekitar Rp 161,5 miliar. Berikut rinciannya:

Tanah dan Bangunan seluas 3623 m2/3838 m2 di Kab/Kota Jakarta Timur, HADIAH Rp 114.193.000.000
Tanah dan Bangunan seluas 488 m2/236 m2 di Kab/Kota Jakarta —, HADIAH Rp 10.000.000.000 [tidak ada keterangan lokasi aset tersebut]
Tanah dan Bangunan seluas 346.65 m2/346.65 m2 di Kab/Kota Jakarta Pusat, HADIAH Rp 17.350.000.000
Tanah dan Bangunan seluas 382.13 m2/382.13 m2 di Kab/Kota Jakarta Selatan, HADIAH Rp 20.052.355.600
Satu aset lainnya tercatat sebagai hasil sendiri. Yakni Tanah dan Bangunan seluas 200 m2/249 m2 di Kab/Kota Jakarta Selatan. Nilainya Rp 26.000.000.000. Terkait aset berstatus hadiah itu, Dito belum berkomentar.

Aset lainnya yang dimiliki Dito ialah 3 mobil senilai Rp 2.180.000.000. Mobil itu terdiri dari Toyota Fortuner, Toyota Alphard, dan Hyundai Ioniq 5.

Dito Ariotedjo menggantikan Zainudin Amali yang memilih fokus sebagai Wakil Ketua Umum PSSI. Pria berusia 32 tahun ini merupakan anak bungsu dari pasangan Arie Prabowo Ariotedjo dan Arti Laksmigati Ariotedjo.

Ayahnya, Arie Prabowo, adalah eks Direktur Utama Antam yang pada Desember 2019 dicopot Menteri BUMN Erick Thohir karena banyak proyek belum rampung. Salah satunya pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace di Halmahera Timur.

Dito, pria kelahiran kelahiran Jakarta, 25 September 1990 itu sebelum terjun ke politik merintis sejumlah usaha.
Akhir tahun 2021, Dito bersama Raffi Ahmad dan CEO Prestige Motor Rudy Salim berkolaborasi membentuk Rans Sport. Dito kini menjabat sebagai Chairman Rans Nusantara FC.

Kemudian pada April 2022, Dito masuk dalam jajaran tim ahli Menko Perekonomian. Dito menjadi anggota tim ahli termuda.

Semasa kuliah, Dito aktif berorganisasi di BEM Fakultas Hukum UI. Ia juga sempat menjadi Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI).

Pengalaman organisasinya itu mengantarnya dipercaya menjadi Ketua DPP Partai Golkar Bidang Inovasi Sosial dan Ormas. Ia menjadi Ketua Bidang termuda sepanjang sejarah partai.

Namanya sempat disangkutpautkan dengan kasus BTS. Ia disebut-sebut menerima Rp 27 miliar saat menjadi staf Airlangga Hartarto.

Dito sempat diperiksa Kejagung. Ia membantah soal penerimaan uang tersebut.(Sumber)