Diduga Hamili Anak Kandung, Bacaleg PDIP NTB Babak Belur Dihajar Massa

Seorang pria berinisial S (50) sempat babak belur dihakimi warga di Desa Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (16/7/2023). Pria yang diduga menghamili anak kandungnya sendiri itu ternyata seorang bakal calon anggota legislatif (bacaleg) dari PDI Perjuangan (PDIP).

Kapolsek Sekotong Iptu I Kadek Sumerta yang mengungkapkan bahwa S merupakan seorang bacaleg kader PDIP dari Kecamatan Sekotong. Polisi mengetahui itu dari profil facebook bacaleg bersangkutan.

“Ya, betul caleg dari PDIP. Itu berdasarkan profil Facebook dia. Ada kelihatan muncul di sana,” kata Sumerta dilansir dari detikBali, Senin (17/7/2023).

Fakta bahwa S merupakan seorang bacaleg tidak disangkal oleh Ketua DPC PDIP Lombok Barat, Lalu Muhammad. Dia membenarkan bahwa S merupakan bacaleg PDIP Lombok Barat daerah pemilihan II Kecamatan Lembar-Sekotong.

“Nggih (dia bacaleg PDIP). Hasil rapat kami serahkan ke ketua bidang kehormatan partai,” kata Muhammad .

Muhammad mengatakan bahwa dugaan persetubuhan yang dilakukan oleh S dengan anak kandungnya itu masih perlu dibuktikan dengan hasil visum. Selain itu, polisi juga masih melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan korban, saksi, dan terduga pelaku.

“Ini segera kami rapatkan,” tandas Muhammad.

Sebelumnya, Sumerta selaku Kapolsek Sekotong menerangkan bahwa mulanya keluarga S yang melaporkan dugaan pemerkosaan terhadap anak kandung itu kepada salah satu tokoh masyarakat setempat. Atas laporan itu mediasi dilakukan dengan menghadirkan S dan putri kandungnya di rumah tokoh masyarakat itu.

“Di sana (di rumah tokoh masyarakat) sempat dibahas jalan keluar dari dugaan pemerkosaan itu,” kata Sumerta, Minggu (16/7).

Pada saat yang sama seorang warga yang tidak terima dengan pemerkosaan oleh S terhadap anak kandungnya lantas mengumumkan perbuatan itu melalui pengeras suara (TOA) masjid, termasuk keberadaan S. Bahkan, warga turut diprovokasi untuk keluar rumah.

Massa yang geram dengan perbuatan S yang tercela itu segera datang berduyun-duyun ke rumah tokoh masyarakat tempat S berada. Saat itu Minggu siang sekitar pukul 14.00 Wita, S dimassa hingga babak belur. Imbas peristiwa itu S harus menjalani perawatan intensif di RSUD Tripat Gerung, Lombok Barat.

Sumerta juga menjelaskan bahwa anggota keluarga S sebelum peristiwa itu terjadi memang sedang membuat laporan dugaan pemerkosaan tersebut. Namun, sebelum polisi mengamankan S, massa lebih dulu menghakiminya.

“Kemarin itu sedang dalam pembuatan laporan polisi,” tutur Sumerta.

Kepala Bidang Humas Polda NTB Kombes Arman Asmara Syarifuddin menjelaskan bahwa S pada akhirnya diselamatkan oleh anggota Polsek Sekotong yang datang ke lokasi penganiayaan. Polisi pun meminta warga setempat untuk tenang dan menyerahkan kasus dugaan pemerkosaan tersebut pada polisi.(Sumber)