News  

Pak Ganjar! Warga Miskin Jateng Masih Banyak Nih! 3,79 Juta Orang

– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah terus melandai. Namun, penurunan kemiskinan juga dibayangi melebarnya jurang si kaya dan si miskin.

Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2023 sebanyak 3,79 juta orang. Jumlah tersebut turun 66,73 ribu orang dibanding September 2022 dan turun 39,94 ribu orang dibanding Maret 2022.

Tingkat kemiskinan di provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo tersebut juga terus turun. Rasio kemiskinan turun menjadi 10,77% per Maret 2023, dari 10, 98% per September 2022.

Di sisi lain, Rasio Gini atau tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat di Jawa Tengah. Rasio Gini di Jawa tengah meningkat dari 0,366 per September 2022 menjadi 0,369 pada Maret 2023. Rasio naik 0,003 poin dalam periode tersebut.

Rasio gini di Jawa Tengah masih lebih rendah dibandingkan angka nasional yang tercatat 0,388 per Maret 2023. Namun, rasio kemiskinan di Jawa Tengah justru jauh lebih tinggi dibandingkan angka nasional yakni 9,36%.

Dari 34 provinsi di Indonesia, Jawa Tengah menduduki peringkat 15 soal rasio kemiskinan tertinggi di Indonesia. Rasio Kemiskinan Jawa Tengah juga jauh lebih tinggi dibandingkan provinsi Jawa Bali yang hanya 7,80%.
Dari tujuh provinsi di Jawa Bali, hanya provinsi DIY yang rasio kemiskinannya lebih buruk dibandingkan Jawa Tengah.

Semakin lebarnya ketimpangan terutama terjadi di perkotaan. Gini ratio di wilayah perkotaan di Jawa Tengah tercatat 0,399 pada Maret 2023, dari 0,392 per September 2022.
Sementara itu, indeks di wilayah pedesaan turun dari 0,326 pada September 2022 menjadi 0,318 pada Maret 2023/

Sebagai catatan, rasio Gini berada di kisaran 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai rasio Gini, maka semakin tinggi ketimpangan.

Bila melihat data dalam tujuh tahun terakhir, ketimpangan antara si kaya dan si miskin ini juga terbilang meningkat drastis. Rasio gini masih tercatat 0,365 pada Maret 2017 dan sempat melonjak pada Maret 2022 menjadi 0,374. Gini ratio mulai turun pad September 2022 tetapi naik tajam kembali pada Maret.

Garis kemiskinan di Jawa Tengah sendiri ditetapkan sebesar  Rp 477.580/kapita/bulan pada Maret 2023. Artinya, orang dengan pengeluaran di bawah garis kemiskinan baru dikategorikan miskin.
Garis kemiskinan di Jawa Tengah jauh lebih rendah dibandingkan garis kemiskinan nasional yang ditetapkan sebesar Rp550.458,-/kapita/bulan.

Namun demikian, jika diukur berdasarkan ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah tercatat sebesar 18,74%. Hal ini memberikan gambaran bahwa pengeluaran penduduk Jawa Tengah pada Maret 2023 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,35%, sementara di daerah perdesaan tercatat sebesar 20,85% yang berarti juga tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.

Namun bagaimanapun, pemerintah daerah tak bisa berpuas hati sebab angka ini diharapkan semakin turun seiring dengan turunnya jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut. (Sumber)