Presiden Joko Widodo bisa dianggap membangkang PDI Perjuangan jika mengizinkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Menurut analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengizinkan Gibran menjadi cawapres sama saja mencitrakan bahwa Jokowi lupa dengan jasa partai banteng moncong putih.
Di mana PDIP telah membuat Jokowi menang dalam setiap pemilu, mulai dari Solo, Jakarta hingga menjadi presiden.
“Kalau hal itu terjadi, tentu Jokowi lupa kacang akan kulitnya. Berarti, Jokowi melupakan jasa PDIP,” kata Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (13/8).
Mantan dekan Fikom IISIP ini menambahkan, Jokowi juga akan dicap sebagai orang yang tidak bersyukur dan akan memperburuk citra politik di tanah air.
“Jokowi bisa saja dinilai sosok yang tak tahu berterima kasih. Sosok seperti itu tentu dapat meninggalkan noda hitam dalam perpolitikan nasional,” demikian Jamiluddin.
Kabar Gibran disiapkan menjadi cawapres menguat seiring adanya gugatan ke Mahkamah Konstitusi soal batas minimal umur capres/cawapres menjadi 35 tahun.
Di satu sisi, Presiden Jokowi juga tampak memberikan lampu hijau kepada anaknya untuk maju menjadi cawapres.
“Kalau orang berharap ya boleh-boleh saja, tapi semua harus dihitung,” kata Jokowi menanggapi potensi Gibran maju cawapres.(Sumber)