News  

Orang Pertama Yang Sebut Jokowi ‘Pak Lurah’ Ternyata Try Sutrisno

Presiden Jokowi untuk pertama kalinya menyinggung istilah ‘Pak Lurah’ yang sering disematkan kepadanya. Hal itu ia sampaikan dalam pidato di sidang tahunan MPR/DPR pada Rabu 16 Agustus 2023.

“Saya bukan lurah. Saya adalah Presiden Republik Indonesia. Ternyata Pak Lurah itu kode,” kata Jokowi di pidato kenegaraan di Sidang Tahunan DPR/MPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).

Berdasarkan analisis kata kunci yang kumparan lakukan, Jokowi menyebut kata ‘Pak Lurah’ sebanyak tujuh kali dalam pidatonya. Jumlah tersebut hampir menyamai kata ‘hilirisasi’ yang disebut sebanyak delapan kali.

Lantas, sejak kapan sebetulnya kata ‘Pak Lurah’ pertama kali muncul? Bagaimana konteksnya?
Menelusuri ‘Pak Lurah’ di Twitter
Kami menelusuri penggunaan kata ‘Pak Lurah’ lewat media sosial Twitter melalui fitur advanced search. Parameternya adalah kata kunci yang mengandung kata ‘Pak Lurah’ dan kata ‘Jokowi’ dalam satu cuitan.

Hasilnya, kombinasi dua kata tersebut muncul pertama kali pada 9 April 2014 lalu. Cuitan pertama dimunculkan oleh @egimars_com. Setelah kami telusuri lagi, konteks cuitan tersebut mengarah pada sebuah berita Tempo.co berjudul “Di TPS 27, Try Sutrisno Sebut Jokowi Pak Lurah”.

Berdasarkan reportase Tempo.co kala itu, Try Sutrisno bertemu Jokowi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 27 Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu 9 April 2014.

Pada hari itu, KPU tengah melangsungkan pemilihan legislatif (Pileg). Jokowi sendiri berstatus sebagai calon presiden 2014. Ia juga masih tercatat sebagai Gubernur Nonaktif DKI Jakarta.

Ketika saling bertemu, Jokowi menyapa Try dengan menanyai kabar.
“Halo, Pak Try, apa kabar? Sudah mencoblos duluan tadi, ya?” kata Jokowi.

Try Sutrisno pun membalas “Iya, saya sudah duluan dengan istri. Selamat, ya, Pak. Semoga lancar”.
Sambil menunjuk Jokowi, Try Sutrisno menyebut Jokowi sebagai lurah kawasan Menteng. “Ini, kan, lurah kita,” ujarnya. Jokowi pun menjawab, “Saya yang mestinya mengawal Bapak.”

Try Sutrisno sendiri merupakan wakil presiden ke-6 Indonesia periode 1993-1998. Ia menjabat sebagai wapres di era Soeharto berkuasa di Indonesia. Sebelum diangkat sebagai Wakil Presiden Indonesia, Try menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Berdasarkan data yang dihimpun, Jokowi selama menjadi gubernur memang tinggal rumah dinas kegubernuran DKI di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun ketika menjadi gubernur nonaktif, Jokowi memilih pindah dan menyewa sebuah rumah mewah di Jalan Sawo Nomor 32 Menteng. Jokowi tercatat memiliki KK dan KTP DKI bersama sang istri, Iriana Widodo, sejak 2013.
“Pak Lurah” Bagi-bagi Kartu

Meski awalnya muncul sebagai candaan, kata ‘Pak Lurah’ yang melekat ke Jokowi muncul dalam konteks yang berbeda. Misalnya, kata ini, muncul pada 2015 lalu.

Dalam tweet di atas berisi, tugas pak RT dan lurah dalam membagikan kartu diambil alih oleh @jokowi #sudahlahjokowi banyak kerjaan lain yang lebih penting.

Jokowi yang kala itu masih berpasangan dengan Jusuf Kalla memiliki program “Kartu Sakti”. Kartu tersebut meliputi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Kartu ini dibagikan pada masyarakat untuk membantu biaya keperluan sekolah khusus untuk KIP. Kemudian, KIS diperuntukkan sebagai kartu jaminan kesehatan gratis untuk mengakses berbagai fasilitas kesehatan.

Sementara, KKS merupakan kartu perlindungan sosial yang dahulu diprakarsai era SBY ini diberikan kepada keluarga yang membutuhkan. Kartu tersebut diisi uang per bulannya untuk bisa dimanfaatkan.

Namun, pemilik akun @arief_rosihan di Twitter menilai kerjaan bagi-bagi kartu ini seperti tugas RT dan Lurah.
Jokowi Bantah Dicap Pak Lurah

Setelah 9 tahun berlalu, Jokowi merespon soal dirinya yang disebut ‘Pak Lurah’. Ia mengaku bingung dengan istilah Pak Lurah. Ia sempat berpikir siapa yang dimaksud Pak Lurah ini.

“Saya saya sempat mikir, siapa ini Pak Lurah? Sedikit-sedikit kok Pak Lurah,” ucap Jokowi.
“Belakangan saya tau yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya,” tutur dia.

Lebih jauh, Jokowi mengatakan dirinya bukan ketum parpol dan ketua koalisi. Oleh sebab itu, ia tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan siapa capres dan cawapres di 2024.

Konteks ‘Pak Lurah’ yang akhir-akhir ini diucapkan di media sosial memang mengarah ke perannya yang dinilai terkait Pilpres 2024.

“Perlu saya tegaskan saya ini bukan ketua umum parpol, bukan ketua umum parpol, bukan juga ketua koalisi partai,” kata Jokowi.(Sumber)