Jelang tahun politik suhu mulai panas. Saling lempar isu. Sekadar mencairkan kebekuan dan ketegangan politik jelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam 2,5 bulan ke depan.
Publik membacanya telah terjadi ketegangan antar tiga partai koalisi pendukung calon presiden Anies Rasyid Baswedan. Terutama soal siapa sosok bakal calon wakil presiden yang bakal dipilih.
Hal itu merespon pasca keluarnya wacana duet Ganjar-Anies yang dilontarkan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Apalagi sampai menuduh ini dan itu. “Hati-hati jebakan,” kata Rocky Gerung. Padahal wacana itu telah dilontarkan sejak tahun lalu. Lagian pula, Anies Rasyid Baswedan sudah final dicalonkan sebagai calon presiden bukan sebagai calon wakil presiden oleh Partai NasDem.
Surya Paloh dan Partai NasDem telah memberikan segalanya dalam pencalonan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden. Anehnya, masih saja berkembang narasi yang meragukan komitmen Surya Paloh dan Partai NasDem.
Bukan puja-puji Surya Paloh dan Partai NasDem. Kita melihat dan merasakan sendiri betapa besar pengorbanan Surya Paloh dan Partai NasDem untuk perubahan di negeri ini.
Politik itu jangan dilihat yang ada di permukaan tapi mesti dibaca ada apa dibalik isu politik yang muncul ke permukaan. Menganalisis boleh asal datanya akurat. Tidak berdasarkan berita media semata.
Dinamika pasangan capres-cawapres memang ada tapi tak seperti yang dipersepsikan publik dan pengamat politik. Koalisi Perubahan untuk Persatuan sudah tidak berbicara nama calon wakil presiden tapi sudah berbicara soal langkah-langkah strategi pemenangan.
Seperti dinyatakan Anies Rasyid Baswedan tadi pagi seusai bertemu Ketua Majelis Syura PKS, Habib Salim Segaf Al-Jufri, “Koalisi Perubahan untuk Persatuan sampai saat ini masih solid. jika ada yang mengatakan tidak solid, itu hanya persepsi dari luar.”
Dinamika 2,5 bulan ke depan dalam suasana musyawarah dan guyub. Momentum sedang dinanti. Pada waktunya siapa sosok calon wakil presiden akan diumumkan.
Anggaplah sebagai guyonan politik internal untuk saling menguatkan. Jangan dibaca sebagai perpecahan. Mereka tertawa-tawa dari belakang layar. Sebut saja soal pengkhianatan di Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang dilontarkan Politikus Partai Demokrat, Andi Arief.
“Itu guyonan kiri kanan, biasa, antara organisasi pasti ada. Itu bukan material (bahasan) . Tadi malam (pertemuan) cair, kita banyak tertawa termasuk tertawakan candaan kayak gitu. Insyaallah (KPP) progresif,” ujar Juru Bicara Tim 8 KPP, Sudirman Said seperti dikutip dari sebuah media online.
Publik meresponnya terlalu serius. Ada pengkhianatan di internal koalisi. Padahal mereka solid, kompak dan guyub. Jauh dari kontroversi apalagi perpecahan. Joke-joke politik untuk meramaikan dinamika politik publik.
Yang penting kompetisi Pilpres 2024 berlangsung fair, jujur dan adil. Itu yang harus dikawal dan menjadi perbincangan publik. Pilpres yang riang gembira. Berbeda pilihan tapi tetap satu jua. Bhinneka tunggal Ika dalam bingkai NKRI.
Bandung, 9 Shafar 1445/26 Agustus 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis