News  

PBNU Tegaskan Tak Ada Capres-Cawapres Atas Nama NU

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa tidak ada capres-cawapres atau kandidat lainnya yang mengatasnamakan NU. Gus Yahya menyebut bila ada calon mengatasnamakan dari NU, maka itu berdasarkan pribadinya sendiri.

“Soal sikap sudah saya sebutkan berulang kali, saya tegaskan sekali lagi di sini, tidak ada calon atas nama NU. Saya ulangi ya, tidak ada calon atas nama NU,” kata Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (2/9).

“Jadi kalau ada calon, itu atas nama kredibilitasnya sendiri, track record-nya sendiri dan seterusnya,” tambahnya.

Gus Yahya mengatakan, selama ini tidak ada pembicaraan mengenai capres-cawapres. Sebab, hal tersebut di luar kewenangan PBNU.

“Itu di luar domain kami sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan ya, itu domain parpol silakan, dan silakan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan rakyat,” ungkapnya.

Lebih jauh, Gus Yahya mengatakan, berdasarkan Muktamar PBNU, bahwa NU tidak terlibat dalam politik praktis melainkan sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan.

“Norma organisasi dari jam’iyah NU ini tidak mengizinkan, tidak mengizinkan NU sebagai organisasi sebagai lembaga untuk ikut dukung mendukung dan menjadi kompetitor dalam kompetisi politik, itu normanya,” pungkasnya.

Eks Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj juga telah mengatakan, pada prinsipnya NU netral dari politik. Meski begitu, warga NU tetap memiliki hak untuk menentukan pilihan politiknya.

“PBNU-nya netral tapi warga NU-nya harus menentukan pilihan politik,” kaya Said Aqil usai memberikan pidato kebangsaan di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/8) malam.

Meski demikian, Said Aqil menyinggung PKB yang lahir dari pemikiran dan keinginan warga NU. Atas dasar itu, menurut dia, tak ada salahnya warga NU memilik PKB di Pemilu 2024.

“Partai yang lahir dari NU adalah PKB, resmi tanda tangan Rais Aam Kiai Suryadi dan Ketum Gus Dur, bahwa PKB adalah partainya warga NU,” jelas Said Aqil.

“Warga NU memilih PKB seharusnya,” tutur dia.
Saat ini, PKB dan NasDem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres-cawapres. Pengusungan ini juga didukung PKS yang masuk dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, sementara Demokrat memilih keluar dan menarik dukungan terhadap Anies karena merasa ada pengkhianatan.(Sumber)