Seperti yang terjadi di desa Tambakagung Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Warga disana terpaksa harus mencampur beras mereka dengan ketela, karena harga beras di sana mencapai Rp 15 ribu.
Salah satu warga Kaliori, Suyatmi mengaku, harga beras yang tinggi saat ini membuatnya harus memutar otaknya. Ia memakai ketela untuk mencampuri berasnya saat memasak.
Hal itu agar kebutuhan konsumsi keluarganya tercukupi. Dengan cara itu beras sebanyak satu kilogram bisa cukup untuk makan untuk dia dan dua anggota keluarga selama 3 hari.
“Jika tidak dicampur beras hanya bisa digunakan paling lama dua hari, itu pun tak kenyang,” ucapnya.
Dia berharap pemerintah dapat segera menormalkan harga beras di pasaran, hal ini agar ia dan keluarga tak mampu lainnya dapat mengkonsumsi nasi seperti biasa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Rembang, menjelaskan upaya untuk menjaga ketahanan pangan dengan konsumsi makanan yang beragam dan tidak tergantung pada satu jenis karbohidrat.
“Dengan jumlah penduduk sekitar 640.000, program tersebut dapat membantu menghemat sekitar 166 ton beras per pekan,” jelasnya.(Sumber)