News  

Koalisi Besar dan Isu 2 Poros, Upaya Kalahkan Anies-Muhaimin di Pilpres 2024

Isu liar berkembang. Untuk mengalahkan duet Anies-Muhaimin (AMIN) bersatunya dua calon presiden pesaing Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024 menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.

Kabarnya terjadi deadlock. Kedua poros ngotot. Terkunci akibat digandengnya Muhaimin Iskandar oleh Anies Baswedan. Dalam pandangan sebagian elit kedua kubu, bersatunya poros Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menjadi alternatif untuk menghadapi duet Anies-Muhaimin.

Kubu Prabowo Subianto dan kubu Ganjar Pranowo sedang bersaing untuk memperebutkan posisi bakal calon RI-1. Jokowi yang bermain dua kaki, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Prabowo Subianto berpotensi di PHP lagi bila Ganjar Pranowo yang disepakati sebagai calon presiden dari koalisi besar.

Bersatunya Koalisi PDIP dan Koalisi Indonesia Maju dianggap sebagai jalan keluar paling realistis bagi kedua poros menghadapi pasangan Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.

Sinyal itu terbaca salahsatunya dari penamaan Koalisi Indonesia Maju. Tanda-tanda bakal bersatunya kedua calon presiden, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Koalisi Indonesia Maju nama koalisi yang mengusung Jokowi-Ma’ruf Amin dengan motor penggerak utama PDIP.

Adanya desas-desus cekik dan tampar yang diisukan dilakukan bakal calon presiden oleh pendukung Ganjar Pranowo sebagai manuver mengalihkan perhatian publik. Publik mencurigai sebagai tiktok politik kedua kubu.

Apalagi Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP yang dituding oleh Relawan Prabowo Mania sebagai aktor intelektual dibalik isu cekik dan tampar terhadap Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi oleh bakal calon presiden Prabowo Subianto belum dilaporkan ke polisi.

Seperti dikutip dari media online. Relawan Prabowo Subianto atau Prabowo Mania berniat melaporkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ke polisi. Sebab, diduga sebagai aktor intelektual di balik isu Prabowo menampar dan mencekik Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi.

Tidak salah bila ada anggapan adanya tiktok politik. Ujung-ujungnya antara Jokowi dan Megawati Soekarnoputri yang dipersepsikan publik sedang “bertengkar” hanyalah sebuah drama politik yang bisa dibaca dengan jelas.

Sekitar bulan April 2023 yang lalu. Jokowi pernah melontarkan wacana koalisi besar. Koalisi besar yang didesain bakal mendukung Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hanya kita belum bisa memastikan siapa diposisi calon RI-1 dan calon RI-2.

Rencana koalisi besar yang disebut-sebut belum layu sebelum berkembang itu. Ada dua calon presiden dari koalisi besar, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Keduanya akan menjadi satu paket menjadi isu besar sepekan terakhir ini.

Ganjar Pranowo sudah resmi di calonkan sebagai calon presiden dari PDIP dan PPP. Diseberang sana ada nama Prabowo Subianto yang juga sudah dicalonkan sebagai calon presiden dari Partai Gerindra, Golkar dan PAN. Terakhir, Partai Demokrat merapat mendukung Prabowo Subianto.

Bisa saja koalisi besar terwujud bila skenario Ganjar Pranowo berduet dengan Prabowo Subianto disepakati. Entah Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo.

Lalu bagaimana dengan Airlangga Hartarto yang telah ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Golkar. Akankah Partai Golkar membuat kejutan politik jelang masa pendaftaran capres dan cawapres?

Sebagaimana kita ketahui. Sejak Pilpres langsung yang dimulai sejak tahun 2004 sampai tahun 2019, Partai Golkar belum pernah menang dalam mengusung calon presiden.

Akankah di Pilpres 2024, Partai Golkar meraih kemenangan dalam mengusung calon presiden dan calon wakil presiden? Diprediksi kemungkinan besar Partai Golkar di Pilpres 2024 mengusung calon presiden maupun wakil presiden bukan dari kader Partai Golkar.

Bagaimana pula nasib trah Soekarno di PDIP? Bila skenario Ganjar-Prabowo diperkirakan ada deal-deal tertentu antara MSP, Jokowi, dan Ganjar Pranowo. Misalnya saja baik Jokowi maupun Ganjar Pranowo tak akan mengganggu trah Soekarno di PDIP misalnya. Sebab ada isu Jokowi mengincar posisi Ketua Umum PDIP pasca lengser dari kursi kepresidenan.

Agak berbeda bila duet Prabowo-Ganjar. Tentu MSP dan PDIP tak terlalu khawatir keberlangsungan trah Soekarno di PDIP. Duet ini juga sebagai ganti paket Prabowo-Puan yang sempat menjadi percakapan pasca Prabowo Subianto masuk kabinet Jokowi-Ma’ruf.

Kita tunggu bagaimana langkah politik kubu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menghadapi rencana bersatunya Prabowo dan Ganjar dalam satu paket atau Ganjar Pranowo justru akan berhadapan dengan Prabowo Subianto dan Anies-Muhaimin di Pilpres 2024?

Wallahua’lam bish-shawab.
Bandung, 6 Rabiul Awwal 1445/22 September 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis