News  

Heboh! Kisah ‘Suamiku Ternyata Perempuan’ di Surabaya: Ditipu dan Diancam Bunuh

Curhatan seorang perempuan di Surabaya viral di media sosial. Perempuan bernama Ida Susanti itu ditipu suaminya yang ternyata seorang perempuan.

Saat ditemui di kediamannya, Ida Susanti (59) bercerita, kisahnya ini berawal pada tahun 2000. Saat itu dia berkenalan dengan suaminya lewat temannya. Suaminya mengaku bernama Nardinata Marshioni Suhaimi.

“Awalnya aku dapat nomor (dari teman) lalu aku sms, dikenalkan Michel. Beberapa hari kemudian saya kenalan, SMS dibalas. Akhirnya gayung bersambut,” kata Ida kepada wartawan, Jumat (29/9).

Setelah perkenalan itu, keduanya berkomunikasi intens hingga akhirnya menjalin asmara dan Nardinata menunjukkan KTP dan Akta Kelahirannya kepada Ida yang diketahui ternyata palsu.

“Kita kenalan dan dia sempet menunjukkan KTP. Ternyata namanya Nardinata Marshioni Suhemi. Setelah ngomong-ngomong dia tunjukkan akta kelahiran. Aku liat orangnya gemuk kaya laki. Dia gapunya payudara dioperasi,” terangnya.

Singkat cerita, akhirnya keduanya memutuskan untuk ke jenjang serius dan mengadakan pernikahan yang dihadiri oleh keluarga inti masing-masing.

“Tanggal 28 Juli 2000 aku mengadakan tukar cincin di Hotel Mercure Surabaya. Di situ dihadiri semua keluargaku. Dari dia ada 4 orang,” jelasnya.

Setelah itu pada 29 Juli 2000 keduanya berangkat ke Jakarta untuk menandatangani surat nikah dari catatan sipil Jakarta. Ida ditemani kakak kandungnya.

“Kita tidur di Hotel Mercure Slipi ada apartemennya. Di situ didatangkan seorang dari catatan sipil dengan bawa surat nikah dua untuk perempuan dan laki-laki, lalu tanda tangan,” katanya.

Kebohongan terbongkar
Pada 31 Juli 2000, keduanya pergi bulan madu ke Bangkok, Thailand. Surat perkawinan mereka dibawa oleh kakaknya Nardinata bernama Om Jhon.

Saat bulan madu itulah tiba-tiba Nardinata mengaku bahwa ia sebenarnya adalah seorang perempuan dengan nama asli Nera Maria Suhaimi Joseph.

“Saat itu dia ngomong ke aku kalau dia bilang ‘aku ini sebenarnya kawin bukan pengin punya istri’. Lho maksud mu kenapa ngomong gitu? ‘Enggak aku ini cuma butuh seorang pendamping yang bisa dampingi aku ke mana-mana’.

Aku bingung. Mikir-mikir, akhirnya dia cerita mbulet (berputar-putar), setelah saya paksa maksudnya apa, akhirnya dia ngaku kalau dia bukan laki-laki, dia perempuan. Saya kaget,” ujar Ida.

Dari situlah, kata Ida, terjadi pertengkaran hebat lantaran dirinya merasa dibohongi oleh Nardinata. Dalam pertengkaran itu, Ida mengaku disiksa dan diancam.

“Aku disiksa karena enggak mau. Dia ngancam mau dibunuh. Akhirnya aku ngomong jangan bunuh aku kasih kesempatan aku. Aku sayang sama dia karena tahu dia laki-laki makanya mau dinikahi,” kata Ida.

“Akhirnya aku ngomong kasih kesempatan berapa hari, bulan, tahun bisa mendampingi kamu, kalau aku enggak bisa tolong ceraikan aku baik-baik. Aku malu ke keluarga kalau suamiku perempuan,” imbuhnya.

Ida mengatakan bahwa Nardinata menyanggupi permintaan Ida. Akan tetapi, Nardinata meminta dipanggil papa oleh anak angkat yang diasuh mereka. Ida juga disuruh menjaga abu kremasi dari orang tua Nardinata.

“Mau enggak mau ya aku terima pada saat itu, enggak ada cara lain daripada mati konyol. Aku lihat dia itu kasihan, dia pintar 5 bahasa lulusan Australia tapi dia ‘sakit’ aku tahu. Dari situ aku kasihan, setelah itu baik-baik,” ucapnya.

Mengalami kekerasan
Ida menuturkan bahwa ia juga mengalami kekerasan seksual oleh Nardinata.
“Dia menuntut aku enggak boleh masih perawan. Akhirnya dia pake alat dari karet dan memaksa aku melakukan itu. Dia makin sayang sama aku. Aku pengin dibuktikan dia jangan nyakitin aku, aku akan menemani dia sampai kapan pun,” tuturnya.

Ida mengaku bahwa dirinya juga diberikan rumah oleh Nardinata yang berada di Pakuwon City, Surabaya. Selain itu, keduanya membangun usaha spare part mobil atas nama Ida.

Suatu hari, Ida tiba-tiba didatangi oleh seorang perempuan bernama Emiliana. Perempuan itu mengambil baju milik Nardinata serta sebuah mobil.

Ida pun kemudian menelepon Nardinata menanyakan Emiliana tersebut dan Nardinata menjawab untuk memberikan barang-barangnya kepada Emiliana tanpa memberikan alasan apa pun. Rupanya, diketahui bahwa Emiliana ini juga merupakan istri dari Nardinata.

“Dari situ pikiranku terbuka, maksudnya apa mau merampas semuanya. 1 hingga 2 bulan Nardinata datang berkelahi. Aku nggak kuat. Aku mau laporan, terus dia bilang kalau aku nggak bisa melapor dia karena dia anak orang kaya,” ucap Ida.

Ida pun membuat laporan ke Polda Jatim atas perlakuan Nardinata yang menipu identitas, melakukan penganiayaan serta menjual rumah yang dihuni Ida pada tahun 2002.

“Akhirnya suamiku melapor BPN katanya sertifikat hilang padahal kan ada di aku. Akhirnya dia lapor ke BPN hilang dan langsung dijual ke kakak nomer satu nya, langsung di balik nama. Aku dilaporin ke polwil (Polrestabes Surabaya) penyerobotan rumah,” tutur Ida.

“Akhirnya aku kena percobaan 6 bulan, aku kalah. Aku menyerahkan sertifikat asliku untuk barang bukti di Polrestabes,” terangnya.

Saat itu, Ida juga melapor balik dan membantah soal tudingan penyerobotan rumah.

Namun, Ida menyebut pelaporannya tidak diproses oleh Polda Jatim hingga beberapa tahun dengan alasan berkas yang diserahkan kurang lengkap.

Hingga, pada tahun 2007 usaha Ida membuahkan hasil. Polisi mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) kepada Nardinata.

“Suamiku sudah tak laporin, aku seneng akan ketangkap tapi ternyata yang aku dapat apa setelah pengacara ganti-ganti ratusan juta, nol. 2012 minta surat perkembangan, kalau ibu tahu posisinya (Nardinata) nanti ditangkap. Tapi cuma janji-janji,” katanya.

Pada tahun 2013, Ida menemukan surat kawinnya bersama Nardinata serta surat cerai Nardinata bersama Emiliana.
Dua berkas tersebut pun diserahkan ke polisi untuk melanjutkan proses hukum yang diajukan oleh Ida.

Hingga tahun 2021, Ida kembali mendatangi Polda Jatim untuk menanyakan kelanjutan pelaporannya. Namun pihak Polda Jatim beralasan bahwa berkas-berkas terbakar saat gedung Polda Jatim terbakar.

“Sampai akhirnya 2021 aku datang ke sana menanyakan lha kok aku dibentak kalau berkasnya kobong. Polda itu kebakaran harus ngurus dari nol. Ya sudah aku mau apa lagi,” ucapnya.

Pada Mei 2023, rumah yang dihuni Ida pun dieksekusi dan ia meninggalkan rumah tersebut.
“Saya mohon Kapolri dan Menkopolhukam dan Presiden saya ini orang kecil yang enggak bisa berbuat apa-apa dan karena aku tau siapa lawanku suamiku sudah ngomong aku enggak akan bisa melaporkan dia karena dia adik Babah Alun, ternyata Yusuf Hamka. Tapi memang aku ngakui Yusuf Hamka enggak ada hubungnanya dengan adiknya ini,” ungkapnya.

Tanggapan Polda Jatim
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto mengatakan bahwa kasus yang dilaporkan Ida ini sudah lama.

Pihaknya saat ini juga masih melakukan pendalaman atas laporan tersebut.
“Kasus lama. Masih didalami sama penyidik. Nikahnya tahun 2000 sekitar bulan Juli, lha kok baru lapor 2002. Dua tahun itu waktu yang lama,” ujar Dirmanto saat dikonfirmasi.

Dirmanto menjelaskan bahwa Ida dan Nardinata saling melapor ke Polda Jatim atas kasus rumah tangga ini.
“Kasus rumah tangga berujung saling lapor atas nama Ida Susanti dan Nardinata MS alias Oni Yusuf,” jelasnya.

Dirmanto menerangkan, awal Polda Jatim menerima laporan dari Ida Susanti terkait dengan penipuan identitas pada tanggal 8 Agustus 2002.

“Kejadian sekitar pelaporan 8 Agustus 2002 (pemalsuan identitas) dilaporkan di Polda, pelapor Ida Susanti terlapor Nardinata MS. Tahun 2003 Nardinata MS melaporkan Ida Susanti di Polrestabes Surabaya terkait perusakan barang/properti (vonis percobaan 6 bulan),” terangnya.

Kemudian, Ida mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada tanggal 6 Juni 2023.
Dirmanto mengatakan bahwa penyidik Polda Jatim telah melakukan pangggilan terhadap Ida Susanti pada tanggal 30 Agustus 2023.

“Yang intinya yang bersangkutan memviralkan konten di medsos dengan harapan agar PN Surabaya mengabulkan gugatan perdata yang diajukan,” tandasnya.(Sumber)