News  

Bahasa China Jadi Kriteria Tes Pramugari Kereta Cepat, Ini Alasan Dirut KCIC

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi menegaskan, bahasa atau Mandarin bukan menjadi kriteria mutlak yang harus dimiliki pramugari Kereta Cepat Whoosh.

Dia mengungkap ada alasan lain mengapa pramugari harus bisa bahasa China, yakni persoalan kepemilikan saham.
“Enggak harus kok, kita ajarkan saja supaya familiar. Karena kan sebagian saham kan ada dari BUMN Tiongkok itu saja. Tapi tidak ada keharusan,” kata Dwiyana saat ditemui di JCC Senayan, Jumat (29/9).

Total pelamar pramugari KCJB mencapai sekitar 6.000 orang, sementara yang dipilih hanya 12 orang saja. Dwiyana mengatakan angka itu terus akan bertambah.

Dia menambahkan, selain menguasai bahasa China, faktor penampilan juga jadi penilaian.

Sebelumnya, General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan salah satu persyaratan bagi calon pramugari Kereta Cepat Whoosh, adalah harus bisa berbahasa China atau Mandarin. Karenanya, lanjut Eva, ada kewajiban pelatihan bahasa Mandarin agar para pramugari tidak terkendala bahasa saat bekerja.

“Ya betul. Terkait pelatihan bahasa memang dilakukan agar mereka dapat berkomunikasi juga dengan tenaga ahli dari Tiongkok, karena sementara proses transfer knowledge dilakukan untuk pengoperasian masih dilakukan oleh tenaga ahli Tiongkok,” jelasnya kepada kumparan, Kamis (28/9).

Proyek Kereta Cepat Whoosh memang hasil kerja sama Indonesia melalui sejumlah BUMN khususnya PT KAI dengan China. Meski demikian, Eva memastikan, seluruh pramugari Kereta Cepat Whoosh adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), bukan Tenaga Kerja Asing (TKA).

“Setelah proses transfer knowledge [dari tenaga ahli China] selesai dan TKI sudah memiliki kemampuan, maka akan diambil alih seluruhnya operasional oleh tenaga ahli yang sudah terbentuk dari Indonesia,” pungkasnya.(Sumber)