Fenomena judi online beberapa waktu terakhir masih menjadi sorotan. Bahkan, sejumlah figur publik hingga selebgram telah diperiksa oleh pihak kepolisian karena diduga ikut mempromosikan judi online.
Perlu digarisbawahi bahwa judi online bisa diakses siapa saja, baik lewat situs maupun aplikasi tertentu. Bahkan, pada dua platform tersebut juga terkadang memunculkan iklan atau link yang mengarah pada situs judi online.
Hal ini rentan membuat anak-anak jadi tergiur untuk membukanya karena penasaran. Sebab, tampilan situs maupun aplikasi sengaja dibuat semenarik mungkin dengan visual dan warna-warna yang memancing seseorang untuk memainkannya. Bahkan, situs judi online bisa menawarkan berbagai reward atau hadiah yang membuat siapa pun semakin tertarik untuk memainkannya.
Dan benar saja, Moms. Dokter Spesialis Anak dr. Kurniawan Satria Denta, SpA, M.Sc, mengungkapkan dalam beberapa waktu terakhir ia terus kedatangan pasien anak yang mulai kecanduan judi online. Hal ini diungkapkan dr. Denta pada laman X-nya, Rabu (4/10) lalu.
Kata Dokter soal Anak-anak yang Kecanduan Judi Online

dr. Denta membeberkan awalnya orang tua membawa anaknya dengan keluhan perubahan sikap dan perilaku. Kebanyakan, anak-anak yang awalnya berperilaku baik, memiliki performa bagus di sekolah, hingga sosok yang terbuka, kemudian seluruh sikapnya berubah.
“Selalu dimulai dengan adanya perubahan perilaku. Yang dia awal terbuka tiba-tiba berubah jadi pendiam atau bahkan lebih marah. Semangatnya kalau pas pegang HP. Di luar itu dia enggak mau belajar, sekolah, enggak mau beraktivitas. Atau lebih parah lagi sulit istirahat, sulit tidur, gangguan makan,” ujar dr. Denta.
“Orang tua yang jadi pasien saya datang karena mengeluh anaknya sudah berubah. Atau ada anak yang biasanya pintar di sekolah, tapi sekarang setiap ulangan ada kesulitan belajar, performa di sekolah berkurang,” lanjut dia.
Menurutnya, orang tua pasien awalnya menyadari anaknya terus-menerus bermain gadget. Dikira orang tua, yang dimainkan anak mereka adalah game semata. Namun, setelah dilakukan pengecekan atau bertanya kepada orang lain, ternyata didapati yang dimainkan anak adalah judi online.
Lantas, apakah ada anak yang sampai meminta uang pada orang tuanya untuk bermain judi online? dr. Denta menyebut kini mereka sudah lebih pintar sehingga tidak meminta uang. Tetapi, anak-anak tersebut memanfaatkan pulsa atau saldo e-wallet sebagai deposit-nya. Lalu ketika habis, barulah mereka uring-uringan.

“Biasanya uring-uringan sampai marah-marah. Terutama yang sudah besar sampai ngamuk, ya usia praremaja. Jadi sudah lebih ngambek, enggak mau sekolah. Jadi beberapa orang tua sudah hopeless sama anaknya,” tuturnya.
Dan yang menarik lagi, dr. Denta menyampaikan mulai terjadi pergeseran umur anak-anak yang kedapatan bermain judi online. Bila pada tahun sebelumnya hanya sekitar 1-2 kasus pasien anak yang didominasi anak praremaja, maka saat ini mulai bergeser pada anak-anak usia SD.
“Sebenarnya yang menarik itu bukan jumlahnya, tapi usianya. Kalau tahun lalu masih remaja akhir usia 16-17 tahun. Semakin ke sini semakin muda. Ya sekitar umur SD-lah,” ujar dia.
Bagaimana Mengawasi Anak Agar Terhindar dari Judi Online?
Pada anak-anak yang menunjukkan gejala perubahan perilaku umumnya akan dilakukan diagnosis dulu, seperti evaluasi dan asesmen. Setelah diketahui akar permasalahannya, dokter akan merujuk untuk dilakukan terapi, termasuk dengan psikolog anak.
Dan salah satu bagian dari terapi biasanya akan meminta orang tua membatasi atau melarang sama sekali penggunaan gadget untuk sementara waktu.
Dan dr. Denta pun memberikan sejumlah pesan kepada orang tua agar anak-anak terhindar dari paparan judi online dan sejenisnya:
Ketika memutuskan untuk memberikan gadget kepada anak, orang tua perlu memastikan anak siap secara mental. Sebab, ia akan diminta bertanggung jawab terhadap gadgetnya sendiri.
“Gadget sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. Makanya, saya sarankan justru anak SD enggak usah dikasih HP dulu, karena kan mereka masih labil dan perlu diawasi terus menerus,” tegas dr. Denta.
Begitu Anda memberikan HP, ingatkan aturan-aturan penggunaan yang telah disepakati bersama. Jangan lupa bilang kepada anak bahwa orang tua sewaktu-waktu akan mengecek HP mereka.
“Kita juga harus ada rules, harus ada aturan-aturan main. Anak pasti akan ikuti selama kita tegas,” kata dia.