Koordinator Nasional Desa Bersatu, Muhammad Asri Annas, menegaskan acara yang digelar di Indonesia Arena merupakan silaturahmi nasional desa.
Ia pun meminta para partai politik serta calon presiden calon wakil presiden tertentu untuk tidak menyudutkan para kepala desa dan perangkat desa yang terlibat.
“Kan ini bukan kampanye, ini kan Silaturahmi Nasional Desa. Jadi begini teman-teman ya, sudahlah. Partai-partai politik di luar sana, calon-calon lain jangan menyudutkan perangkat desa dan Kepala Desa,” ujar Asri Annas kepada wartawan di Indonesia Arena, Minggu (19/11).
Annas pun menyebut ada sejumlah koalisi yang berusaha untuk menarik perangkat desa agar bergabung memilih dan mendukung pasangan tertentu.
“Karena kami juga tahu kan, ada di sebelah, yang semua berusaha mendekati kami. Semua ingin bergabung, kami bergabung dengan mereka,” ucap Annas.
Bahkan ia mengaku ada salah satu capres yang membiayai fasilitas bagi Kepala Desa untuk biaya transportasi sebesar Rp 1 juta untuk tiap pertemuan.
“Bahkan mohon maaf, ada capres yang membiayai fasilitas Kepala Desa, transportasi 1 juta tiap pertemuan,” ungkap dia. Tapi ia tak menyebut siapa yang dimaksud.
“Kalau teman-teman butuh video ada juga video, di mana pendamping desa itu wajib membuat video dukungan ke capres dan partai, tentunya pendamping sama,” tambahnya.
Annas menjelaskan bahwa acara Silaturahmi Nasional Desa bukanlah acara kampanye, ia juga menyebut tidak akan melakukan kampanye terbuka.
“Jadi begini, kalau ada menuduh bahwa ini menggerakkan, ini berkampanye, ini tidak berkampanye. Tapi apakah organisasi bisa menyampaikan aspirasi kepada salah satu calon presiden? Oh bisa dong, Bupati saja bisa,” kata Annas.
“Padahal dalam locus politiknya, Kepala Desa dipilih dan Bupati dipilih, kan gitu. Tetapi tentu kami tidak akan melakukan kampanye terbuka, karena itu dilarang. Tapi, pertemuan seperti ini masa dilarang?” pungkas dia.(Sumber)