News  

Mahasiswa, Guru Besar, dan Alumni Deklarasikan Maklumat Trisakti Melawan Tirani

Kelompok civitas academica Universitas Trisakti yang terdiri dari dosen, guru besar, mahasiswa, dan alumni menyampaikan deklarasi di depan Tugu Reformasi 12 Mei yang berlokasi di depan Gedung Kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Jumat (9/2).

Mereka menamakan deklarasi ini Maklumat Trisakti Melawan Demokrasi. Ini merupakan deklarasi gerakan moral atas kekhawatiran kecurangan pada Pemilu 2024.

Pantauan di lokasi, para alumni hingga dosen terlihat mengenakan baju biru dongker, warna khas kampus Trisakti, yang bertuliskan “Maklumat Trisakti Lawan Tirani, Jaga Reformasi 98 Demokrasi Indonesia Lebih Baik”. Sementara para mahasiswa mengenakan kaos tersebut di balik jaket almamater mereka.

Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Trisakti, Prof. Dadan Umar Daihani, mengatakan, pergerakan ini merupakan lanjutan dari apa yang sudah disampaikan oleh kampus-kampus lainnya di Indonesia.

Deklarasi yang disampaikan di depan tugu ini, katanya, merupakan pengingat kepemimpinan yang beretika dan beradab adalah syarat untuk mencapai kemerdekaan Indonesia yang sepenuhnya.

“Kami sedih. Kalau kampus sudah mengajarkan etika, di luar etika dikoyak. Ini menjadi panggilan dan kami ini hanya melengkapi semua guru besar yang sebelumnya sudah bicara,” tutur Dadan di depan Tugu 12 Mei.

Sementara Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International sekaligus alumnus Trisakti yang hadir di lokasi, ikut menyampaikan orasi. Dia dengan lantang menyebutkan nama capres 02 Prabowo Subianto sebagai penjahat HAM.

“Sayang sekali Indonesia hari ini kalau sampai harus dipimipin oleh orang yang jelas-jelas melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat, betul?” orasi aktivis HAM ini.

“Sekali lagi, kami hari ini mendesak kepada Presiden Jokowi Widodo, pimpinan Mahkamah Konstitusi, KPU untuk kembali jalur reformasi,” dorongnya.

Maklumat dibacakan oleh Ketua Presiden Mahasiswa Trisakti Vladima Insan Mardika. Dia meminta maaf karena tidak menyampaikan deklarasi di dalam kampus.

“Hari ini kami mengalami banyak sekali represifitas. Tapi kami, saya Vladima mewakili masyarakat civitas academica Trisakti dan alumni, menyatakan kami akan melawan dan sama sekali tak tunduk pada siapapun itu,” tuturnya.

Vladima mengatakan, alasan kampus tak membiarkan mereka menyampaikan maklumat di dalam kampus adalah karena hari ini adalah hari libur.

Berikut Maklumat Trisakti Melawan Tirani yang dibacakan oleh Vladima:
Maklumat Trisakti Melawan Tirani
Salam Reformasi,

Kami sivitas akademika Guru Besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia menyatakan kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani.

Kami menentang berbagai pelanggaran etika kehidupan berbangsa yang diperlihatkan oleh penyelenggara negara, terutama oleh Mahkamah Konstitusi dan Presiden, diikuti oleh jajaran pejabat istana, Kementerian dan Lembaga hingga penyelenggara Pemilu KPU.

Kami menolak personifikasi dan personalisasi kewajiban negara atas hak-hak rakyat untuk tujuan partisan elektoral. Bantuan sosial yang sejatinya merupakan hak-hak rakyat ternyata dimanipulasi sebagai hadiah atau pemberian pribadi seorang Joko Widodo dan pribadi- pribadi pejabat pendukung paslon tertentu.

Kami menolak pemberantasan korupsi yang bermotif dan bertujuan politik partisan. Jika negara serius, maka penanganan korupsi tidak berhenti ketika pejabat yang diperiksa justru menjadi juru kampanye Paslon tertentu yang didukung penguasa. Ini merusak sendi-sendi hukum dan demokrasi.

Kami mengutuk segala cara-cara intimidatif maupun kekerasan negara terhadap ekspresi kritik dan protes mahasiswa, para aktivis dan warga biasa yang bersuara kritis, termasuk pengkondisian politik ketakutan terhadap masyarakat luas dalam mengaktualisasikan hak pilihnya pada hari pemungutan suara.

Menurut kami, Pemilu 2024 menjadi pemilu pertama yang tidak fair, tidak bebas, dan tidak demokratis semenjak masa Reformasi. Terlalu banyak ketidaknetralan pejabat dan aparat negara, termasuk penyalahgunaan fasilitas dan sumber daya negara lainnya hanya untuk kepentingan partisan Paslon tertentu.

Kami mendukung suara gerakan keprihatinan Guru Besar beserta Civitas Akademika dari berbagai Universitas, Lembaga dan Sekolah tinggi atas kemunduran demokrasi saat ini dan mendukung seruan untuk kembali ke jalan demokrasi yang benar.

Sebagai penutup, kami mendesak Presiden dan seluruh penyelenggara negara untuk kembali ke jalur Reformasi 1998: Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM, Memberantas KKN, Mengadili kroni-kroni Socharto, Menjaga Otonomi Daerah, Mencabut Dwifungsi ABRI, dan Membatasi Kekuasaan Melalui UUD 1945.

Demikian Maklumat ini disampaikan.
Dibacakan di Jakarta
Jum’at, 9 Februari 2024
Deklarator Maklumat Trisakti Melawan Tirani Baru

(Sumber)