News  

Apa Itu Heatwave? Waspada Dampak Negatifnya bagi Kesehatan

Dalam beberapa waktu terakhir, Asia dilanda oleh fenomena cuaca yang menghangatkan bumi secara ekstrem. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah heatwave ini? Suatu kejadian alam yang bisa memicu cuaca panas ekstrem, heatwave bukanlah sekadar loncatan suhu biasa. Perlu diperhatikan, dampaknya tak hanya terasa pada kenyamanan, tetapi juga pada kesehatan kita.

Peningkatan suhu udara yang signifikan dalam jangka waktu tertentu menjadi karakteristik utama dari heatwave. Namun, lebih dari sekadar angka-angka yang mencerminkan panas, ada aspek lain yang perlu diwaspadai. Kelembapan udara yang meningkat secara dramatis bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan yang serius.

Jadi, mari kita telaah lebih dalam tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan heatwave ini, serta bagaimana dampaknya yang tak hanya terasa di kulit, tetapi juga dalam tubuh kita. Dari risiko dehidrasi hingga gangguan pernapasan yang mungkin timbul, kita perlu memahami betul bagaimana fenomena cuaca ini bisa mempengaruhi kesehatan kita secara menyeluruh.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian dan bahaya heatwave, serta cara menangani dampak buruknya, pada Kamis (2/5).

Apa Itu Heatwave?

Heatwave atau gelombang panas adalah fenomena cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang berlangsung selama periode yang cukup lama, yaitu minimal 5 hari berturut-turut atau lebih. Fenomena ini telah menjadi perhatian utama di beberapa negara di Asia, seperti China, India, dan Thailand, di mana suhu udara yang tinggi dan kondisi cuaca yang ekstrim telah memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), heatwave menjadi penyebab cuaca panas ekstrem dalam beberapa waktu terakhir. Namun, perlu dicatat bahwa Indonesia tidak mengalami cuaca ekstrem tersebut. Hal ini terkait dengan letak geografis Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga tidak mungkin terjadi gelombang panas yang serupa.

Pada dasarnya, heatwave terjadi di wilayah-wilayah yang berada pada lintang menengah dan tinggi, di mana kondisi geografisnya memungkinkan terjadinya peningkatan suhu udara secara signifikan. Di Indonesia, cuaca panas ekstrem lebih disebabkan oleh gerak semu matahari yang membuat intensitas radiasi matahari meningkat, terutama karena minimnya awan yang dapat menghalangi sinar matahari.

Meskipun Indonesia tidak terkena dampak langsung dari heatwave, penting bagi setiap individu untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem ini. Heatwave memiliki potensi risiko yang serius terhadap kesehatan, seperti dehidrasi akibat suhu udara yang tinggi, masalah kulit akibat paparan sinar UV yang berlebihan, hingga heatstroke yang bisa mengancam nyawa. Oleh karena itu, pemahaman tentang heatwave dan langkah-langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kita selama masa cuaca ekstrem ini.

Dampak Heatwave bagi Kesehatan

Heatwave, atau gelombang panas, bukan hanya sekadar fenomena cuaca ekstrem yang mengubah suhu udara. Dampaknya terhadap kesehatan tubuh juga sangat signifikan dan harus diperhatikan dengan serius. Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai dampak heatwave terhadap kesehatan tubuh:

1. Dehidrasi

Heatwave seringkali menjadi penyebab utama terjadinya dehidrasi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan suhu udara yang menyebabkan tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak dari biasanya. Gejala dehidrasi yang umum dialami adalah:

  • Mulut kering yang berlebihan.
  • Kulit terasa kering dan tidak nyaman.
  • Sensasi pusing dan lemas.
  • Kesulitan buang air besar (sembelit).
  • Urine yang berwarna gelap, pekat, dan berbau menyengat.
  • Rasa haus yang sangat berlebihan.
  • Frekuensi buang air kecil yang berkurang.

2. Heatstroke

Heatstroke merupakan kondisi yang paling serius dan darurat medis akibat heatwave. Gejala heatstroke meliputi peningkatan suhu tubuh yang drastis, sesak napas, ruam pada kulit, kejang, dan penurunan kesadaran. Heatstroke dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf, koma, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Heatwave juga dapat meningkatkan risiko terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Perubahan drastis dalam cuaca dapat mengganggu sistem imun tubuh, sehingga memudahkan virus atau bakteri untuk menginfeksi saluran pernapasan. Gejala ISPA yang mungkin muncul meliputi:

  • Kesulitan bernapas atau sesak napas.
  • Batuk yang berkepanjangan.
  • Pilek dan hidung tersumbat.
  • Nyeri tenggorokan.
  • Kenaikan suhu tubuh (demam).

4. Masalah Kulit

Kondisi cuaca panas ekstrem seperti heatwave juga dapat berdampak pada kesehatan kulit. Kelenjar keringat bekerja lebih keras untuk mendinginkan tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kulit kering dan dehidrasi.

Hal ini dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah memiliki masalah, seperti dermatitis atopik atau eksim. Selain itu, radiasi sinar UV yang tinggi juga meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, sehingga penting untuk menggunakan tabir surya saat berada di luar ruangan.

5. Gangguan Mental

Dehidrasi yang sering terjadi akibat heatwave dapat mengganggu fungsi kognitif dan membuat tubuh terasa lemas. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti memperburuk suasana hati, memicu kecemasan, dan bahkan menimbulkan perilaku agresif.

Penting untuk selalu waspada terhadap dampak heatwave pada kesehatan tubuh dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti memperbanyak minum air, menghindari terlalu lama berada di bawah sinar matahari langsung, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh.

Cara Mengatasi Dampak Buruk Heatwave

Selama menghadapi gelombang panas atau heatwave, menjaga kesehatan tubuh menjadi prioritas utama. Berbagai langkah preventif dapat dilakukan untuk mengatasi dampak cuaca panas yang ekstrem ini. Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai cara-cara mengatasi gelombang panas untuk menjaga kesehatan tubuh:

1. Menggunakan Tabir Surya secara Rutin

Paparan sinar UV yang tinggi selama heatwave dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan kulit dan bahkan kanker kulit. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai secara rutin, terutama saat berada di luar ruangan atau dalam paparan sinar matahari langsung.

2. Mengonsumsi Makanan yang Mengandung Air Tinggi

Selain meminum air putih, konsumsi makanan yang mengandung air tinggi juga dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Buah-buahan dan sayuran segar, seperti semangka, mentimun, tomat, dan selada, merupakan pilihan yang baik untuk menjaga hidrasi tubuh selama menghadapi cuaca panas.

3. Menggunakan Topi atau Payung saat Berada di Luar Ruangan

Topi atau payung dapat menjadi pelindung tambahan dari paparan sinar matahari langsung, terutama bagi bagian kepala dan wajah. Pilihlah topi yang memiliki tepi lebar untuk memberikan perlindungan yang lebih baik.

4. Menggunakan Pakaian yang Nyaman dan Tidak Terlalu Tebal

Pilihlah pakaian yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat dan mudah bernapas, seperti katun atau linen, agar tubuh tetap terasa nyaman meskipun dalam cuaca panas. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu tebal atau ketat karena dapat membuat tubuh lebih sulit untuk mengatur suhu.

5. Memperbanyak Minum Air Putih

Dehidrasi menjadi salah satu risiko utama yang dapat timbul akibat gelombang panas. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memperbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Jangan tunggu hingga merasa haus, tetapi minumlah air secara teratur sepanjang hari.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut secara konsisten, diharapkan dapat mengurangi risiko dampak buruk dari gelombang panas terhadap kesehatan tubuh dan menjaga kondisi tubuh tetap optimal selama masa cuaca ekstrem ini.

(Sumber)