Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Prof. Dr. Nadirsyah Hosen, atau akrab disapa Gus Nadir mengeluarkan pernyataan terbuka mengenai kunjungan lima aktivis NU ke Israel untuk menemui Presiden Israel Isaac Herzog.
Kelima tokoh itu adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Gus Nadir mengkritik keras langkah tersebut dan menyoroti berbagai aspek yang menurutnya bertentangan dengan prinsip NU.
Gus Nadir mengenal beberapa nama yang berangkat ke Israel. Menurutnya, salah satu dari mereka mengaku undangan diatur melalui jaringan alumni Harvard dan berkaitan dengan akademik serta start up. Meskipun diklaim sebagai kunjungan pribadi, Gus Nadir menilai mereka diundang karena afiliasi mereka dengan NU.
“Jadi enggak bisa ngeles dengan mengatakan ini atas nama pribadi. Mohon maaf atas keterusterangan saya ini: tanpa NU mereka bukan siapa-siapa dan enggak bakal masuk radar Israel,” kata Nadirsyah dalam akun Instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official.
Gus Nadir juga mengunggah foto bersama delegasi Indonesia bersama Presiden Israel dan menyilangnya merah disertai tanda tanya.
Gus Nadir menjelaskan, NU tidak hanya bertindak berdasarkan prinsip tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi), tetapi juga tawazun (keseimbangan) dan i’tidal (keadilan).
Ia menekankan undangan tersebut seharusnya dipertimbangkan dari berbagai aspek, termasuk geopolitik dan konflik yang sedang berlangsung.
“Kita tahu bagaimana Mahkamah Internasional sudah bersikap. Begitu juga kebijakan pemerintah RI soal ini. Jadi yang dilakukan kelima orang itu jauh dari prinsip NU: tawazun dan iātidal,” ucapnya.
Selain itu, Gus Nadir menilai pertemuan dengan Presiden Israel tidak memiliki dampak signifikan. Menurutnya, Presiden Israel hanya merupakan simbol seremonial dan tidak menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Oleh sebab itu Gus Nadir menilai kelima tokoh muda NU tersebut tidak paham dengan struktur yang ada di pemerintahan Israel.
Lagipula seruan damai Sekjen PBB dan Paus Fransiskus saja dicuekin, mereka ini siapa? Kok merasa bisa mempengaruhi kebijakan Netanyahu. Banyakin ngaca mas-mbak.
–Gus Nadir.
Gus Nadir menyoroti program kunjungan seperti itu sudah berlangsung bertahun-tahun dan selalu memicu kontroversi. Ia menyarankan agar tokoh, aktivis, atau ulama menolak undangan semacam ini selama konflik belum usai.
“Yang untung cuma Israel dengan kunjungan dari NU. Mudaratnya lebih banyak,” kata Gus Nadir.
(Sumber)